Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri mengungkap penimbunan 182 ton bawang putih impor di Kawasan Marunda Jakarta Utara. PT LBU selaku importir bawang putih diduga melakukan penimbunan pasokan dari Surabaya dan Medan.


Menurut Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri, Brigjen Pol Agung Setya informasi adanya penimbunan 182 ton bawang putih itu diperoleh dari informasi yang disampaikan Kementerian Pertanian.

"Di Marunda ini, PT LBU tidak hanya memasok dari Surabaya saja tapi juga dari Medan. Kita tahu, di situlah kita dapatkan gudang menimbun termasuk truk yang baru masuk dari Medan," ujar Agung.

Untuk mengantisiasi kegiatan penimbunan pangan, pihak kepolisian melakukan pengawasan keluar masuknya barang. Selain itu, pihaknya juga melibatkan beberapa pihak terkait untuk ikut mencegah aksi penimbunan pangan yang membuat harga bergejolak.

"Kita libatkan Polres,  Polda dan tingkat Mabes. Maupun semua kementerian lembaga, dinas, KPPU, Bulog juga ada. Ini satgas sinergi," ujarnya.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengaku menyayangkan adanya kasus penimbunan bawang putih impor yang jumlahnya mencapai 182 ton. Penimbunan itu menurut Amran, membuat harga bawang putih belakangan bergejolak.

Menurutnya bawang putih yang ditemukan di Marunda, Jakarta Utara itu merupakan kiriman dari China dan India. Namun, tidak dilengkapi dengan dokumen yang lengkap.

"Hanya selang tiga hari, kita sudah temukan penumpukan di salah satu gudang. Kami sudah komunikasi ke lapangan, ini yang mempengaruhi harga bergejolak," ujar Amran di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (17/5).

Amran berpesan kepada importir dan pedagang untuk tidak melakukan penimbunan di gudang yang mengakibatkan gejolak harga. Ia berharap, menjelang bulan Ramadan seluruh harga pangan bisa terkendali.

"Kami himbau seluruh pengusaha kecil menengah besar di seluruh Indonesia, kami minta tolong dijaga ketenangan harga dalam menghadapi bulan suci Ramadan," tutur Amran. (dtc/rm)

BACA JUGA: