JAKARTA, GRESNEWS.COM - Gunung Agung di Kabupaten Karangasem,  Bali akhitr-akhir ini aktivitasnya terus menunjukan skala peningkatan. Untuk itu Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menaikkan status Gunung Agung dari Level II (Waspada) ke Level III (Siaga). Status terhitung mulai berlaku sejak tanggal 18 September 2017 pukul 21.00 WITA.

Kenaikan status ini ditetapkan berdasarkan dari hasil pengamatan analisis data visual dan instrumental sejak kenaikan status Gunungapi Agung ke Level II (Waspada) pada hari Kamis (14/9) lalu. Dari pengamatan visual Gunung Agung dari Pos Pengamat Gunungapi Agung di Rendang, menunjukkan adanya hembusan solfatara dari dasar kawah setinggi 50 meter ke bibir kawah dengan intensitas putih tipis dengan tekanan lemah.

Tingkat kegempaan Gunungapi Agung secara umum juga masih menunjukkan peningkatan yang signifikan. Gempa Vulkanik Dalam (VA) yang mengindikasikan proses peretakan batuan di dalam tubuh gunungapi yang diakibatkan oleh tekanan fluida magmatik dari kedalaman, terekam mulai meningkat jumlahnya secara konsisten sejak 10 Agustus 2017 dan terus meningkat pasca kenaikan status ke Level II (Waspada) dengan amplituda kegempaan vulkanik berkisar 3-10 mm. Gempa Vulkanik Dangkal (VB) juga mulai terekam meningkat jumlahnya secara konsisten sejak 24 Agustus 2017 dengan amplituda kegempaan vulkanik berkisar antara 2-10mm.

Aktivitas Gempa Tektonik Lokal yang mengindikasikan perubahan stress batuan di sekitar Gunung Agung juga terekam dan mulai meningkat secara konsisten sejak 26 Agustus 2017 dengan amplituda berkisar 6 mm sampai 22 mm.

Gempa terasa frekuensinya semakin tinggi. Sejak 14 September hingga 18 September 2017 pukul 20:00 WITA, telah terjadi 4 kali Gempa Terasa yang berpusat di sekitar Gunungapi Agung. "Terakhir, Gempa Terasa pada pukul 19:02 WITA dengan magnitudo Md 3.11 dan skala MMI II-III di Pos PGA Agung di Rendang," tulis Kementerian ESDM melalui situs resminya esdm.go.id.

Citra termal yang terekam oleh sensor MODIS di satelit Terra dan Aqua (NASA) pada periode 1 Januari- 17 September 2017 belum menunjukkan adanya titik api di G. Agung, begitu juga dengan citra anomali konsentrasi SO2 di udara di sekitar G. Agung.

Sementara itu, Citra Himawari pada 18 September 2017 pada pukul 16.00 WITA hingga 17.20 WITA merekam kontras anomali termal berupa asap putih (uap air) di area puncak G. Agung.

Hasil analisis data visual dan instrumental, aktivitas Gunungapi Agung teramati semakin meningkat dibandingkan kondisi Level II (Waspada) dengan terekamnya kegempaan-kegempaan vulkanikyang mengindikasikan bahwa aktivitas vulkanik Gunungapi Agung saat ini dalam keadaan tidak stabil sehingga probabilitas untuk terjadi letusan menjadi semakin meningkat.

Hasil analisis data visual dan instrumental serta mempertimbangkan potensi ancaman bahayanya, maka terhitung mulai tanggal 18 September 2017 pukul 21.00 WITA status Gunungapi Agung dinaikkan dari Level II (Waspada) ke Level III (Siaga).

Masyarakat di sekitar Gunungapi Agung dan pendaki/pengunjung/wisatawan dihimbau agar tidak beraktivitas, maupun melakukan pendakian dan tidak berkemah di dalam area kawah Gunungapi Agung dan di seluruh area di dalam radius 6 km dari kawah puncak Gunung atau pada elevasi di atas 950 m dari permukaan laut dan ditambah perluasan sektoral ke arah Utara, Tenggara dan Selatan-Baratdaya sejauh 7.5 km.

Masyarakat, pendaki/pengunjung/wisatawan juga diharap untuk tetap tenang namun tetap menjaga kewaspadaan, tidak terpancing isu-isu tentang erupsi Gunungapi Agung yang tidak jelas sumbernya.

PVMBG menyatakan akan terus berkoordinasi dengan BNPB, BPBD Provinsi Bali dan BPBD Kabupaten Karangasem dalam memberikan informasi tentang kegiatan Gunungapi Agung.(rm)

BACA JUGA: