JAKARTA, GRESNEWS.COM - Alokasi Anggaran dalam Kebijakan Umum Anggaran Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) DKI Jakarta 2018 untuk realisasi program rumah Down Payment (DP) 0 persen adalah sebesar Rp800 miliar. Jakarta Research and Public Policy (JRPP) mengusulkan realisasi program tersebut melalui pembangunan rumah bersama bagi pemenuhan papan warga Jakarta.

"Nyaris setengah penduduk DKI Jakarta belum memiliki rumah sendiri, tepatnya 49%. Mereka masih ngontrak di petakan (rumah) atau tinggal di kosan. Atau paling memprihatinkan tinggal di jalanan (gelandangan). Kami menyambut baik peningkatan alokasi anggaran program rumah DP 0 persen menjadi sebesar itu (800 miliar). Dan kami mengusulkan realisasinya melalui pembangunan rumah bersama," ujar Direktur Eksekutif JRPP, Muhamad Alipudin dalam siaran pers yang diterima gresnews.com, Kamis (16/11).

Alipudin mengatakan rumah bersama berbeda dengan rumah berlapis. "Rumah berlapis yang sempat dilontarkan Gubernur Anies seperti rumah susun pada umumnya, hanya saja intensitasnya rendah, hanya sekitar 8 lantai. Kalau rumah bersama berbeda, sedari awal yang dibangun adalah komunitas bukan sekedar tempat tidur saja," jelas Alipudin.

Alipudin menyebutkan warga metropolitan mengalami kesendirian. "Dalam perkembangan kota, masyarakat akan mengalami fase kesendirian, nyaris asosial. Orang lain dianggapnya musuh, penuh kecurigaan. Keeratan hubungan sosial nyaris pudar. Sendiri di tengah keramaian," ungkap Alipudin.

Alipudin menambahkan perkembangan kehidupan kota di Eropa seperti Denmark justru sebaliknya kembali seperti akar kebudayaan kita. "Kesendirian kembali guyub. Akhir tahun 1990 Denmark mengembangkan Cohousing (Collaborative Housing). Desain perumahan yang memberikan ruang kebersamaan, seperti dapur bersama, tempat bermain bersama, parkir bersama, ruang pertemuan bersama. Guyub seperti akar kebudayaan kita, saling kenal-mengenal, tolong-menolong sesama warga," tukas Alipudin.

Alipudin menjelaskan pembangunan rumah bersama mengembalikan pada akar kebudayaan kita sekaligus mewujudkan Jakarta Maju Bersama. "Rumah bersama dibangun mengembalikan warga Jakarta pada akar kebudayaan kita. Mungkin terinspirasi oleh Denmark (Cohousing). Namun sesungguhnya, itulah kebudayaan kita. Rumah bersama guna mewujudkan Jakarta Maju Bersama," pungkas Alipudin. (mag)

BACA JUGA: