JAKARTA, GRESNEWS.COM - Setelah sempat melakukan pengalihan dari minyak tanah ke gas elpiji untuk kegiatan rumah tangga, kini pemerintah berencana mengubah pola konsumsi gas elpiji ke pemakaian kompor listrik untuk kebutuhan rumah tangga. Rencana tersebut disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan.

"Kalau ini jalan, mungkin nanti PLN akan memperkenalkan adanya kompor induksi, kompor listrik," ungkap Jonan saat acara Pembukaan Perdagangan Saham Bursa Efek Indonesia (BEI) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa (7/11).

Menurut Jonan, inovasi kompor listrik dapat mengurangi impor gas yang selama ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 kilo gram. Dimana swelama ini konsumsi LPG sangat besar sekali. Apalagi dari 6,5-6,7 juta ton setahun konsumsi LPG, sebanyak 4,5 juta ton adalah impor. Impor harus dilakukan karena gas yang dimiliki Indonesia adalah lean gas atau gas kering, dimana komponen C3, C4, dan C5 kecil sekali dan tipis sekali, sehingga tidak bisa dibuat gas LPG. Untuk itu pemerintah harus melakukan impor

"Banyak rumah tangga yang menggunakan tabung LPG 3kg, tapi masyarakat selalu nanya LPG-nya naik tidak harganya," ujarnya, seperti dikutip esdm.go.id.

Kompor listrik ini, lanjut Jonan, juga merupakan suatu upaya untuk mewujudkan kemandirian energi, sesuai dengan Kebijakan Energi Nasional (KEN). "Ini sesuai Kebijakan Energi Nasional itu adanya kemandirian energi karena listriknya dihasilkan dari batubara, dari gas dalam negeri, dari air, angin, dan sebagainya. Jadi ini mohon juga didukung," pinta Jonan.

Kompor induksi adalah kompor listrik yang di tengahnya terdapat piringan pengantar panas. Harga kompor listrik dipasaran berwariasi, tergantung konsumsi listrik dan jenis kompor listrik, mulai dari sekitar Rp.200.000 dengan konsumsi listrik 300 Watt hingga harga di atas satu juta rupiah tergantung dari merk, fitur/aksesoris dan juga kapasitas.

Selain menyampaikan rencana penerapan kompor listrik, Jonan juga menjelaskan program-program prioritas Pemerintah di sektor ESDM, antara lain Program Kelistrikan 35.000 MW, listrik perdesaan untuk peningkatan rasio elektrifikasi, BBM Satu Harga, jaringan gas kota, konverter kit untuk nelayan, serta pembangunan pembangkit listrik mulut tambang. (DKD). (rm)

BACA JUGA: