Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak) Kementerian Keuangan menyatakanakan memanfaatkan  Gojek Indonesia sebagai application service provider (ASP) dalam bidang pajak.

"Pak Nadiem itu kan minta supaya beliau bisa diberikan atau bisa dijadikan sebagai ASP (application service provider) lah," kata Direktur Transformasi Teknologi Komunikasi dan Informasi Ditjen Pajak, Iwan Guniardi di Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (7/11).

Iwan menjelaskan, ASP yang dimaksud adalah untuk menjadi agen pajak dalam ahli pembuatan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) hingga pembayaran SPT Tahunan.

"Orang bisa registrasi NPWP lewat sehingga beliau akan menjadi salah satu agen kita," ungkap dia.

Keinginan Gojek Indonesia, kata Iwan, juga sejalan dengan rencana Ditjen Pajak dalam mengembangkan sistem perpajakan nasional. Keinginan Nadiem Makarim juga telah mendapat restu dari Sri Mulyani Indrawati.

"Nanti sisi aturan kami lihat. Aturannya harusnya enggak ada masalah juga karena tadi bu menteri sudah meng-endorse," papar dia.

"Nanti ke depan juga SPT, semua. Ya namanya agen pajak, itu bisa pembayaran dan segala macam. Coba kita lihat aja nanti aturannya. Dari sisi teknologi enggak ada masalah," pungkas dia.

Sebelumnya CEO Gojek Indonesia Nadiem Makarim telah bertemu dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Gedung Djuanda I, Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat.

Pertemuan yang dimulai sekitar pukul 11.59 WIB ini berlangsung hampir dua jam. Nadiem mengatakan, kedatangannya di Kementerian Keuangan untuk menjelaskan terkait perkembangan financial technology (Fintech) di Indonesia.

"Bicara soal ke depannya fintech Indonesia," kata Nadiem di Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (7/11).

Dia melanjutkan, di hadapan Sri Mulyani juga menjelaskan secara makro terkait dengan revolusi digital di Indonesia. "Bukan kami diminta makro. Seperti apa sih, revolusi digital seperti apa, revolusi fintech seperti apa? bagaimana behaviour konsumen di negara-negara lain itu diskusi ke depan. Itu Menkeu mau tahu seperti apa," ungkap dia.

Menurut Nadiem, perkembangan digital ekonomi di Indonesia akan mempermudah masyarakat dalam mengakses layanan keuangan.

"Revolusi digital itu tidak hanya di fintech tapi di semua macam area dan vertikal, menurut saya itu hal luar biasa, bayangkan kalau semua orang punya akses ke financial inclution, layanan keuangan maka dia bisa meningkatkan taraf ekonomi apakah dapat financial services, dapat layanan produk termurah dan lain-lain," jelas dia. (dtc/mfb)

BACA JUGA: