JAKARTA, GRESNEWS.COM - APJII kembali melakukan terobosan dalam membantu anggotanya guna kesinambungan usaha anggota. Salah satu program utama Kepengurusan APJII 2015-2018 adalah untuk mengakselerasikan ketersediaan infrastruktur khususnya infrastruktur akses (last mile) bagi seluruh anggotanya sehingga Layanan Internet Pita Lebar kepada masyarakat dapat disediakan di seluruh pelosok Indonesia.

Ketua APJII Jamalul Izza mengatakan, beberapa saat lalu, APJII telah menjalin kerjasama dengan PT Bit Teknologi Nusantara (BITEK) dan PT Bali Tower Sentra Tbk (BTS) dalam penyediaan jaringan infrastruktur akses (last mile) berbasis Fiber Optik (FTTH). PT BITEK dan BTS siap menjadi Neutral Network Operator berbasis Fiber Optik bagi seluruh anggota APJII dan menyewakan jaringan akses.

"Kerjasama dengan operator lain untuk ketersediaan infrastruktur lainnya bagi anggota APJII juga telah dilakukan APJII dengan PT Mega Akses Persada (FiberStar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT XL Axiata Tbk. dan PT Trans Indonesia Network serta beberapa operator infrastruktur lain yang segera menyusul," kata Jamalul Izza dalam siaran pers yang diterima gresnews.com, Minggu (29/10).

Jamalul Izza juga menyampaikan, kali ini, APJII menjalin kerjasama dengan konsorsium yang terdiri dari Axiata Business Services Sdn Bhd, yang merupakan anak usaha dari Axiata Group Berhad , PT Rumah Teknologi (NEUSAT), dan Koperasi Digital Indonesia Mandiri (DigiCoop), untuk menyediakan infrastruktur akses (last mile) berbasis Satelit sehingga Layanan Internet Pita Lebar berbasis Satelit dapat disediakan di seluruh Indonesia oleh seluruh anggota APJII. "Infrastruktur akses satelit ini dijadwalkan dapat mulai digunakan oleh anggota APJII mulai 1 Januari 2018," tegas Jamalul.

Ketua Koperasi Digital Indonesia Mandiri atau yang lebih dikenal dengan sebutan DigiCoop Henri Kasyfi menambahkan, kerjasama ini merupakan fase pertama dari Program Satelit Rakyat Indonesia (SATRIA) yang merupakan Program bersama Digicoop, MASTEL dan APJII. Lewat kerjasama ini, nantinya masyarakat dapat langsung berkontribusi dan ikut memiliki aset bangsa yang akan menyambungkan jutaan rumah di seluruh pelosok Indonesia.

"Fase kedua dan selanjutnya dari Program SATRIA akan menggandeng kerjasama dengan Operator Satelit kelas dunia lainnya hingga pada fase finalnya rakyat Indonesia akan meluncurkan satelit sendiri yang dibuat khusus dan diluncurkan secara independen," ujarnya.

Ketua MASTEL Kristiono, yang juga sebagai Ketua Dewan Pengawas Digicoop menegaskan, Digicoop, yang merupakan hasil inisiatif bersama dari MASTEL dan APJII, akan menjadi salah satu penyedia pendanaan Jangka Menengah dan Jangka Panjang bagi kesinambungan Program SATRIA ini maupun Program lainnya yang terkait fokus area DNA (Device Network Application). "Pendanaan akan dilakukan melalui Program PMK (Penyertaan Modal Koperasi) oleh masyarakat dan perusahaan Indonesia (termasuk namun tidak terbatas pada anggota MASTEL dan anggota APJII) yang akan mulai dilaksanakan di tahun 2018," ujarnya.

"Di ajang Communic Indonesia ini, Digicoop juga meluncurkan Smartphone 4G Rp300 ribu  dan juga rencana jangka pendek (2018) untuk mulai melakukan investasi di Aplikasi Lokal juga melalui Program PMK, sehingga melengkapi seluruh fokus area Digicoop (DNA) dalam berkontribusi pada penegakan kedaulatan digital bangsa," tambah Kristiono.

Kembali ke Program SATRIA, Ketua MASTEL dan Ketua APJII secara sepakat bersama-sama mengharapkan bahwa model kerjasama ini dapat menjadi jalan keluar bagi masalah 20 tahun terakhir ini terhadap ketersediaan Jaringan Infrastruktur Akses (Last Mile) Netral yang berkualitas dan terjangkau bagi lebih dari 400 anggota APJII. Dengan demikian Layanan Internet Pita Lebar ke masyarakat pun akan juga berkualitas dan terjangkau di seluruh wilayah Indonesia. (mag)

BACA JUGA: