JAKARTA, GRESNEWS.COM - Musim haji tahun ini sudah berakhir, rombongan kelompok terbang terakhir segera meninggalkan Arab Saudi dalam beberapa hari ke depan. Sementara, jemaah haji yang wafat di tanah suci, dimakamkan di pemakaman haji setempat. Lantas bagaimana dengan barang-barang bawaan mereka?

Kepala Daker Madinah Amin Handoyo mengatakan, barang milik jemaah haji Indonesia yang wafat di Arab Saudi akan dikembalikan kepada keluarga almarhum/almarhumah. Amin mengatakan, barang tersebut akan dititipkan kepada petugas kloter yang bersangkutan. Jika kelompok terbang (kloter) yang bersangkutan sudah mendahului, maka barang akan dititipkan dengan kloter yang berdekatan di dalam satu embarkasi.

"Jika masih ada ahli warisnya yang turut mendampingi, maka akan dibarengi dengan ahli warisnya," tegas Amin usai meninjau proses pemindaian (x ray) koper jemaah haji di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah, seperti dikutip kemenag.go.id.

Sampai Minggu (24/9), rilis Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) mencatat total jemaah wafat berjumlah 595 orang. Jumlah ini terdiri dari 10 jemaah wafat di Jeddah, 436 wafat di Makkah, 61 wafat di Madinah, 20 wafat di Arafah, dan 68 jemaah wafat di Mina. Sebanyak 25 orang dari jumlah yang wafat adalah jemaah haji khusus.

Terkait barang bawaan jemaah, Amin mengaku tidak lagi ditemukan air Zamzam dalam koper jemaah haji Indonesia. Menurutnya, pemahaman dan kepatuhan jemaah akan barang bawaan tahun ini jauh lebih bagus, baik dari berat maupun jenis barang yang terlarang. Hal ini kata Amin tidak lepas dari upaya sosialisasi yang dilakukan para petugas secara gencar, termasuk dari rekan media. Sehingga, para jemaah mengetahui dan mematuhi aturan yang ada.

Pemeriksaan barang bawaan dalam proses pemulangan jemaah dilakukan dalam beberapa tahap. Pertama, koper jemaah ditimbang di hotel untuk mengetahui berat beban. Jika lebih dari 32 kilogram, maka harus dikurangi. Koper yang beratnya sudah sesuai akan dibawa menggunakan truk ke tempat pemeriksaan.

Kedua, pemeriksaan isi koper melalui x ray. Jika ditemukan barang yang diduga terlarang dalam penerbangan, maka koper akan dibongkar dan barang tersebut dikeluarkan.

Koper yang sudah diperiksa, siap diterbangkan bersama para pemiliknya ke tanah air. "Barang-barang yang masuk ke bagasi akan datang bersamaan dengan jemaahnya (pemilik)," tutur Amin.

Sementara itu, fase kepulangan jemaah haji Indonesia gelombang kedua telah memasuki hari ketiga. Sampai dengan 23 September pukul 19.00 WAS, 48 Kloter dengan total 19.686 jemaah beserta petugas, telah diberangkatkan dari Bandara AMAA Madinah.

Layanan Bus Shalawat di Makkah mulai sepi penumpang. Pantauan di terminal Bab Ali dan Syib Amir, Minggu (24/9) jelang subuh, suasana tiga hari jelang pemberangkatan jemaah terakhir ke Madinah tampak sepi dan lengang.

"Meski sepi, layanan bus shalawat tetap jalan. Petugas tetap stand by di halte dan terminal untuk melayani jemaah yang akan beribadah di Masjidil Haram," terang Kabid Transportasi Subhan Cholid di Makkah.

Menurutnya, sampai hari ini, total jemaah yang masih disiapkan layanan bus transportasi sebanyak 11.947 orang. Mereka tersebar di 10 wilayah, yaitu: Aziziyah Janubiyah (854 jemaah), Aziziyah Syimaliyah 2 (683), Mahbas Jin (5.159), Syisyah (360), Syisyah Raudhah (455), Syisyah 1 (455), Syisyah 2 (1.776), Raudhah (763), Jarwal/Biban (410), dan Misfalah (1.032). "Wilayah Aziziyah Syimaliyah 1 sudah kosong. Seluruh jemaah sudah diberangkatkan, baik ke Tanah Air atau ke Madinah," terang Subhan.

Subhan memastikan layanan bus Shalawat akan terus beroperasi sampai dengan 26 September 2017. "Hingga detik terakhir jemaah haji meninggalkan Makkah menuju Madinah, layanan bus shalawat akan terus berjalan," tandasnya. (mag)

BACA JUGA: