JAKARTA, GRESNEWS.COM - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, menemui petinggi Chevron di Chevron Headquarter, Selasa (25/7).Pertemuan Jonan dengan sejumlah petinggi  Chevron dalam rangka membahas pengembangan gas laut dalam di Kutai Basin, Kalimantan Timur yang dikenal dengan Indonesia Deepwater Development (IDD). Proyek pertama, Lapangan Bangka telah berproduksi sejak Agustus 2016. Sedang untuk Gendaho-Gehem ditargetkan akan mulai produksi pada 2022.

"Serta membahas kerjasama penggunaan fasilitas (Floating Production Unit/FPU) Jangrik dengan Eni untuk gas dari Gendalo-Gehem," ujar Jonan usai pertemuan dengan Presiden Chevron North America Exploration and Production, Jeff Shellebarger dan President Chevron Environmental Management Company, Mary Boroughs, seperti dikutip esdm.go.id.

Menanggapi permintaan itu, pihak Chevron menjelaskan bila produksi Eni Merakes juga masuk ke Jangkrik, maka pada 2029 FPU Jangkrik kapasitasnya akan penuh dan tidak dapat menampung gas dari Gendalo-Gehem. Sebab diperkirakan Lapangan Gehem akan menghasilkan gas sebanyak 420 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Sedangkan Gendalo sekitar 700 mmscfd.

Selain gas, kondensat yang dihasilkan Gendaho-Gehem diperkirakan mencapai sekitar 50 ribu barel per hari. Sementara, kapasitas produksi FPU Jangkrik sebesar 450 mmscfd, bahkan diharapkan bisa meningkat hingga 800 mmscfd.

Menjawab hal tersebut, Menteri Jonan menyatakan akan meminta SKK Migas untuk kembali mendiskusikannya baik dengan Chevron maupun Eni. "Sebagai follow up, saya minta SKK Migas diskusi lagi dengan kedua belah pihak," ujar Jonan.

Dalam kesempatan itu, Chevron juga menyampaikan bahwa saat ini mereka tengah mengembangkan sumber daya nonkonvensional ini di wilayah Marcellus Shale, Delaware Basin, dan Permian. Chevron juga telah menerapkan teknologi lanjutan EOR yang digunakan untuk meningkatkan produksi minyak di lapangan migas tua serta target dan realisasi program kerja drilling & completion. (rm)

BACA JUGA: