JAKARTA, GRESNEWS.COM - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Suhardi Alius meminta masyarakat menyadari bahwa kelompok radikal Islamiq State of Syria and Iraq (ISIS) hanya memperdaya dan memanfaatkan WNI yang bergabung dengan mereka.

Hal itu menurutnya terbukti dengan adanya pengakuan WNI yang merasa dibohongi kelompok ISIS saat berada di Suriah. Ia pun meminta video pengakuan itu  diviralkan dan disebarluaskan.

"Viralkan! Saya minta media memviralkan pemberitaan tersebut karena kita melihat itu, ternyata betul bahwa motivasi orang berangkat itu ada juga yang karena kesejahteraan, mereka mau hidup tenang, biaya hidup murah, kemudian kerjaan mudah, ternyata kan dibohongi," kata Suhardi, Jumat (16/6).

WNI yang membuat video telah bergabung dengan ISIS, menurut Suhardi, merupakan korban propaganda palsu tentang hidup sejahtera dan berdasar kekhilafahan yang dilakukan kelompok radikal melalui internet. Ia prihatin karena banyak WNI yang akhirnya gigit jari saat berada di tengah kelompok ISIS.

"Ngapain di sana, di sini (Indonesia, red) sudah bagus kok. Intinya motivasinya ada dua, masalah kesejahteraan, yang kedua ideologi yang mereka yakini mau hidup di sana lebih Islami ternyata di sana yang didapatkan melihat penyiksaan, kekerasan sehari-hari," ujarnya.

Menurut dia, saat ini banyak warga yang menjadi korban pemberitaan di media sosial ISIS yang tidak benar. Suhardi memberi contoh satu kisah WNI yang diiming-imingi pekerjaan sebagai pengemudi tank oleh ISIS jika bersedia hijrah ke lokasi konflik. Ternyata, WNI tersebut menganggur sesampainya di wilayah kekuasaan ISIS.

"Ada dari Malang, dijanjikan jadi supir tank di sana ternyata tidak benar. Masyarakat kita itu jadi sasaran-sasaran (tipu daya, red) seperti itu," ungkap Suhardi.

Untuk itu, Jenderal bintang tiga ini, mengingatkan masyarakat agar tidak mudah termakan janji-janji surga ISIS semisal disuruh menjual seluruh harta benda di Indonesia sebagai modal hijrah dan biaya perjalanan akan diganti setibanya di wilayah ISIS. Sebab mencari kesejahteraan di daerah yang sedang berkonflik, itu sulit.

"Jangan sembarangan menerima janji-janji seperti itu. Nanti sudah jual semua hartanya di sini, katanya sampai sana mau di reimburse, mana direimburse, di sana saja tidak ada pekerjaan," katanya.

Menurutnya tak masuk akal jika di daerah konflik dan  daerah pertempuran ada iming-iming kerja dengan gaji tinggi dan nanti bisa sejahtera.

Apalagi setelah terperangkap kelompok ISIS bukanlah hal yang mudah untuk bisa lepas. Ia mengambil gambaran 16 WNI yang menerima tawaran untuk bergabung dengan ISIS menurutnya, nasibnya kini berakhir menderita

"Kalau sudah masuk perangkap seperti itu kan susah keluarnya, seperti sekarang ini 16 orang itu, ternyata mereka menderita. Kasihan, yang keluar baru perempuan-perempuan, yang laki-laki itu nggak tahu kita nasibnya, kan ditahan," tuturnya.

Untuk itu ia meminta masyarakat untuk bisa berfikir secara logika jika ada tawaran seperti itu.(dtc/rm)

BACA JUGA: