Menolak rapat paripurna dipimpin Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah sejumlah anggota Fraksi PKS memilih meninggalkan ruang sidang alias walk out. Mereka mengaku tak sudi rapat dipimpin oleh Fahri.

Aksi walk out sejumlah anggota Fraksi PKS itu diawali protes anggota Fraksi PKS Sigit Sosiantomo, ia menolak rapat paripurna dipimpin oleh Fahri Hamzah. Langkah Sigit ini belakangan diikuti sejumlah rekanya dari Fraksi PKS.

"Saya secara pribadi akan selalu tak hadir jika dipimpin Fahri Hamzah," uar Sigit ujar Sigit saat interupsi di paripurna di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (30/5).

Sigit mendesak agar pimpinan DPR segera memproses (pemecatan) Fahri Hamzah. Menurutnya apapun yang diputuskan rapat yang dipimpin Fahri Hamzah tidak legitimate.

Anggota F-PKS Sutriyono menyebut arahan untuk walk out itu datang dari pimpinan F-PKS sendiri. Meski demikian, tak semua anggota F-PKS keluar dari rapat yang di pimpin Fahri.

"Tadi atas nama Pak Sigit sebagai anggota F-PKS. Cuma, pimpinan Fraksi tadi pada ngajak keluar. Tapi kan PKS belum nyampaikan pandangan terkait RAPBN tadi, jadi masih ada yang di situ," ungkap Sutriyono.

Sutriyono menyampaikan, sikap koleganya itu merupakan bentuk keberatan atas Fahri Hamzah yang masih bercokol di DPR. Sigit beranggapan Fahri telah dipecat PKS dan sudah seharusnya tak di posisi pimpinan DPR.

Sutriyono mengungkapkan, kalau Fahri masih jadi pimpinan DPR maka PKS keberatan mengikuti rapat ini karena dianggap Fahri telah dipecat PKS.

Dakui Sutriyono bahwa polemik PKS-Fahri memang belum menemui titik terang. Fahri sebelumnya menang gugatan atas pemecatannya di pengadilan.

"Kan memang belum ada titik temu di situ. Fahri berpendapat dia masih punya legitimasi jadi pimpinan," katanya.

Menanggapi aksi walk out koleganya Fahri mengaku bingung."Itu yang saya aneh itu, kan saya kenal tuh baik banget, kok tiba-tiba tegang kayak nggak kenal. Saya bilang di PKS ada problem, problemnya adalah mindset tentang negara itu yang belum clear," ujarnya di gedung DPR, Senayan, Selasa (30/5).

Menurut Fahri seharusnya PKS menerima dirinya sebagai kader. Sebab, dia sudah menang di PN beberapa waktu lalu. (dtc/rm)

BACA JUGA: