JAKARTA, GRESNEWS.COM - Wakil Ketua Umum KADIN DKI Jakarta Sarman Simanjorang menyatakan iklim investasi di Jakarta semakin membaik. Terlebih, kini ditambah adanya gebrakan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno yang memiliki target ambisius yakni ingin mengeruk investasi asing sebesar Rp1.000 triliun dalam kurun waktu lima tahun mendatang.

"Daya tarik investor kini semakin tinggi. Kita lihat proses pilkada berlalu seluruh kandidat maupun pendukung masing-masing kandidat bisa menerima keputusan dengan rasa demokrasi yang tinggi, dan legowo. Terlebih lagi, Wagub kita punya target yang fantastis. Ini akan terus mendorong iklim investasi semakin baik," ujar Sarman dalam siaran pers yang diterima gresnews.com, Jumat (24/11).

Dirinya juga turut membantah terkait hasil rilis dari Asia Competitiveness Institute (ACI) yang menyatakan bahwa kemudahan berbisnis di Jakarta turun 2 peringkat ke peringkat 4 dengan skor 1.325 dikalahkan oleh Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Ia menyatakan hal tersebut tidak mungkin terjadi karena infrastruktur di DKI Jakarta lebih baik dari daerah lainnya.

"Saya sangat meyakini dengan berbagai infrastruktur yang dimiliki Pemprov DKI, Jakarta akan tetap berada diposisi terdepan.  Apalagi iklim usaha di Jakarta semakin baik," jelas Sarman.

Dalam indeks Ease of Doing Business Indonesia yang semakin baik dan terus meningkat, Sarman mengapresiasi kepada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) DKI Jakarta yang sudah baik sekarang dan terus ditingkatkan lagi. "Sekarang yang baik terus ditingkatkan dan tinggal bagaimana SDMnya ditingkatkan dari staff hingga petinggi harus punya pandangan visi yang sama. Mulai dari tingkat Kelurahan, Kecamatan, dan Provinsi," pungkasnya.

Sebelumnya, DPMPTSP Provinsi DKI Jakarta mencatatkan realisasi investasi di Ibu Kota pada Januari-September 2017 mencapai Rp74,8 triliun. Angka tersebut didapatkan dari investasi Penanaman Modal Dalam negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA).

Berdasarkan Laporan Bank Dunia, Ease of Doing Business (EODB) di Indonesia naik 19 peringkat menjadi posisi 72 dari 190 negara yang disurvei. Pada EODB 2017 posisi Indonesia berhasil naik 15 peringkat dari 106 menjadi peringkat 91. Artinya dalam 2 tahun terakhir posisi Indonesia telah naik 34 peringkat. Sebelumnya, posisi Indonesia berkisar antara peringkat 116–129.

Seperti diketahui, Jakarta dan Surabaya memiliki peranan penting dalam survei EODB 2018. Kedua kota bisnis terbesar di Indonesia ini, menjadi lokasi perhitungan yang dilakukan oleh Bank Dunia dengan asumsi, kriteria, metodologi, dan definisi tertentu untuk mengetahui peringkat EODB pada 190 negara di dunia. Adapun bobot penilaian Kota Jakarta sebesar 78 % dan Surabaya sebesar 22%. (mag)

BACA JUGA: