Syawal berarti peningkatan. Semakna dengan Syawal adalah konsolidasi dan rekonstruksi. Secara sederhana Syawal bermakna momentum pembuktian atau ujian konsisten dari spirit dan nilai Ramadan. Pengertian Syawal tersebut selaras dengan ucapan yang populer ketika Idul Fitri, taqobalallahu minna wa minkum shiyamana wa shiyamaku. Min al ‘aidzin wal faizin. Yang perlu digarisbawahi adalah min al ‘aidzin wal faizin (menjadi manusia yang kembali suci karenanya ia beruntung). Menjadi suci berarti kembali ke track record sebagai manusia sejati (memiliki nilai kemanusiaan). Karena manusia bisa menjadi iblis jika selalu mengumbar hawa nafsu atau malaikat jika ia tidak memiliki keinginan selain yang ditentukan Tuhan.

Karena kembali memiliki fitrah (potensi ketuhanan yang selalu mendorong ke arah kebajikan), manusia yang berpuasa pasti menjalani hidup dengan baik. Maknanya selalu intropeksi, retropeksi, menghargai perbedaan, dan selalu memberi manfaat bagi orang lain. Sebaik-baiknya manusia adalah yang banyak berguna bagi orang lain. Semakin banyak manusia yang merasakan manfaatnya kian tinggi derajatnya di hadapan manusia dan Tuhan. Begitulah pesan Nabi Muhammad SAW.

Tahapan
Tentu saja ada berbagai upaya dan tahapan untuk menjadi orang suci, beruntung, dan bermanfaat bagi manusia lain. Tahapan itu adalah pertama memaafkan diri melalui intropeksi (in-ward looking). Memaafkan diri berarti tidak akan mengulangi salah langkah di masa lalu. Ini berarti rekonstruksi kehidupan pribadi untuk lebih baik. Memaafkan diri adalah langkah pertama sebelum memaafkan dan meminta kepada orang lain. Dari sinilah lahir kebeningan hati dan ketenangan jiwa.

Kedua, memaafkan orang lain dengan jalan restropeksi (out-ward looking). Memberi maaf lebih sulit daripada meminta maaf. Untuk orang lain dibutuhkan kelapangan dada, tepo seliro, dan sikap gentlement untuk menerima kesalahan orang lain secara asasi, bukan basa-basi. Memberi maaf sesungguhnya memiliki makna genesis-teologis. Menerima maaf orang lain memiliki nilai ilahiah tersendiri. Sebab memberi maaf (tobat) merupakan salah sifat Tuhan. Makanya ketika memaafkan orang lain ia sudah berperilaku seperti Tuhan pemiliki asasi kesucian.

Ketiga, membangun budaya dialogis. Respek pada orang lain dan saling menghormati antarsesama tidak bisa terjadi dalam sekejap. Ia ada dan tumbuh bersama dalam jangka panjang sehingga membentuk sebuah kebiasaan yang berakar di masyarakat. Terbangunnya budaya dialogis bukan saja anjuran agama tetapi juga sebagai fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan. Harmonisasi hubungan antarmanusia tidak bisa terjadi jika tanpa rasa respek satu dengan lainnnya. Budaya dialogis ini sangat dibutuhkan dalam membangun sebuah peradaban baru yang menangungi semua kelompok dan kepentingan.

Keempat, mengintensifkan kerja sama. Kerja sama berbeda dengan sama-sama kerja. Sama sama kerja tidak memiliki pola dan tujuan yang jelas. Ia berdiri sendiri tanpa terikat oleh komitmen bersama. Sebaliknya kerja sama menandakan ada organisasi yang membuat sinergis yang organik antar-individu atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

Kelima, meningkatkan kesepahaman. Poin terakhir ini penting sebab tidak semua hal yang didialogkan dan dikerjasamakan menemukan titik temu sebagai tujuan akhir. Ada waktunya dialog buntu dan kerja sama tidak mencapai kesepakatan. Jika hal itu terjadi, maka kesepahaman adalah jalan terakhir menghargai hasil dialog dan menghargai perbedaan hasil kerja sama. Dalam konteks inilah kita memahami segala sesuatu sebagai sebuah proses bukan sebuah akhir. Bahwa tidak semua yang direncanakan berakhir sesuai keinginan dan memuaskan.

Akhirnya, pemahaman mendalam yang disertai tindakan untuk melakukan kelima hal tersebut bukan saja membuat manusia bisa menjadi fitrah dan beruntung setelah satu bulan berpuasa, tetapi juga berkonstribusi positif dan signifikan dalam membangun sebuah masyarakat yang adil, terbuka, dan demokratis. Inilah sesunguhnya makna terdalam dari takwa yang merupakan tujuan manusia berpuasa dan beragama.

Dudi Sabil Iskandar
Redaktur Gresnews.com

BACA JUGA: