JAKARTA, GRESNEWS.COM - Kekosongan jabatan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) menyusul mundurnya Karen Agustiawan akan menjadi rebutan sejumlah pihak. Posisi ini dipastikan akan menjadi komoditas politik bagi para pihak yang ingin menitipkan orang-orangnya diposisi tersebut.

Direktur Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan mereka yang mengincar posisi tersebut berasal dari kalangan pejabat maupun mafia-mafia migas,  untuk menitipkan orang-orangnya. "Artinya pergantian Direktur Utama Pertamina menjadi komoditas yang menarik apalagi di tahun pergantian Presiden," ujarnya.

Menurut Mamit selama ini yang banyak berperan ´menekan´ Pertamina berasal dari kalangan pengusaha yang bekerjasama dengan pejabat tertentu. Kemudian pejabat tersebut akan mendapatkan bayaran dari pengusaha ketika usulan namanya diterima sebagai Direktur Utama. "Semua orang berupaya memasukkan orangnya dari tingkat pejabat, pengusaha maupun orang-orang yang memiliki latar belakang hitam yang biasa disebut mafia migas," kata Mamit kepada Gresnews.com, Jakarta, Rabu (20/8).

Meskipun Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menyerahkan penunjukan Dirut Pertamina kepada Presiden, Mamit menilai akan tetap ada intervensi dari kalangan pejabat pemerintah. Namun,  ia menilai jika Presiden terpilih nanti tidak cocok dengan Direktur Utama Pertamina yang baru, maka secara otomatis intervensi akan ada melalui pergantian posisi.

Menurutnya jika posisi Direktur Utama diganti akibat ketidakcocokan dengan Presiden terpilih, akan berakibat kondisi yang tidak kondusif bagi perusahaan. Oleh karena itu, Mamit menilai untuk saat ini lebih baik Kementerian BUMN menunjuk Pelaksana Tugas (Plt) sembari menunggu Presiden terpilih. Kemudian Kementerian BUMN memberikan masukan-masukan kepada Presiden dalam hal kriteria yang cocok sebagai Direktur Utama Pertamina.

"Menurut saya dengan melihat waktu yang sebentar. Alangkah baiknya Plt terlebih dahulu sampai terpilihnya Presiden terbaru," kata Mamit.

Mamit juga mengusulkan agar Direktur Utama Pertamina yang baru berani mengurangi impor minyak, menaikkan produksi minyak, mengurangi defisit anggaran perusahaan terutama gas Elpiji 12 Kg dan jangan sampai membuat Pertamina merugi.  "Jadi apa yang bagus pada saat Bu Karen memimpin bisa dilanjutkan. Apa yang kurang diperbaiki. Terutama bicara tentang mafia minyak, diharapkan Dirut mendatang berasal dari orang yang bersih," kata Mamit.

Sementara itu, Sekretaris Kementerian BUMN Imam Apriyanto Putro menegaskan dalam pemilihan Direktur Utama Pertamina akan tetap menjalankan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Artinya, Kementerian BUMN akan mengikuti aturan main yang sudah tertuang dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. "Kita ikuti saja aturan main pengangkatan direksi BUMN," kata Imam kepada Gresnews.com.


BACA JUGA: