JAKARTA, GRESNEWS.COM - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan tidak menutup kemungkinan direksi perusahaan BUMN berasal dari warga negara asing. Langkah tersebut diambil untuk membawa perusahaan BUMN ke dunia internasional.

Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan saat ini masih banyak jabatan Direktur Utama BUMN yang masih kosong, dengan alasan percepatan ´go internasional´ dapat dimungkinkan seorang CEO ditempatkan oleh orang asing. Misalnya, PT Semen Indonesia (Persero), dimana perusahaan sudah harus aktif untuk perdagangan di luar negeri, mengingat perusahaan ada kemungkinan membuka cabang di luar negeri.

Kendati demikian, Rini mengaku masih tetap mengutamakan sosok pemimpin dari dalam negeri. Sebab masih ada pemimpin dari dalam negeri yang dipekerjakan di luar negeri. "Saya memang pengennya dari dalam. Kalaupun dari luar itu maksudnya ambil pengalaman dan kemampuannya saja," kata Rini, Jakarta, Jumat (18/12).

Rini mengaku dirinya akan merevisi aturan dimana gaji Direksi BUMN tidak boleh lebih dari Gubernur Bank Indonesia yang mencapai Rp200 juta. Dia menjelaskan perlunya merevisi aturan tersebut untuk menarik para pimpinan bisnis agar mau bekerja, sebab secara otomatis akan tertarik bila digaji lebih Rp200 juta.

"Harus dikaji kembali. Kalau secara internasional, berkompetisi harus melihat kemungkinan itu (gaji)," kata Rini.

Menanggapi hal itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan merekrut orang asing untuk ditempatkan sebagai direksi BUMN bukanlah hal yang baru. Menurutnya penempatan direksi BUMN bukanlah dibutuhkan dari asing atau dalam negeri tetapi yang memiliki kemampuan.

Menurutnya kemampuan yang harus dimiliki oleh direksi BUMN adalah keahlian tertentu dan profesionalisme. Tentunya jika sosok tersebut masih kurang di dalam negeri, maka tidak menutup kemungkinan merekrut orang asing sebagai direksi BUMN. "Kaya di Pertamina banyak orang asing yang kerja," kata JK.

BACA JUGA: