JAKARTA,GRESNEWS.COM - Pembelian satelit yang dilakukan PT Bank Rakyat Indonesia/BRI (Persero) Tbk (BBRI) menuai kontroversi. Bank ´plat merah´ tersebut dinilai tidak cocok untuk memiliki satelit karena secara infrastruktur tidak memadai.

Pengamat Perbankan Deni Daruri mengatakan alasan pemerintah tak tepat yang menyatakan dengan kepemilikan satelit, maka BRI akan memperoleh untung dalam lima tahun. Hal tersebut belum teruji apalagi mengingat tipe BRI ini adalah bank yang tidak fokus di bidang payment. Bank BRI saat ini secara infrastruktur tidak memenuhi kriteria perbankan yang memiliki satelit.

Deni mengatakan seharusnya BRI mempersiapkan infrastruktur untuk menghimpun pembayaran di UKM, kemudian perbaikan di masing-masing fasilitas mesin anjungan tunai mandiri (ATM). Setelah itu fokus peningkatan sistem pembayaran lalu perusahaan baru bisa membeli satelit.

"Ya masalahnya keuntungan yang diperoleh BRI belum teruji. Itu kan masalahnya diatas kertas yang disajikan BRI, mereka (BRI) belum teruji dengan sistem pembayaran yang canggih," kata Deni kepada Gresnews.com, Jakarta, Selasa (22/7).

Deni mengatakan sangat aneh bagi BRI yang belum siap secara infrastruktur membeli satelit, seharusnya dia jangan membeli satelit terlebih dulu untuk menggunakan sistem payment. Pada intinya BRI tidak seharusnya membeli satelit karena tidak fokus di payment sistem. Menurutnya pemerintah mengada-ada dalam pembelian satelit.

Apalagi pembelian satelit tersebut terlalut besar dalam investasinya. Menurutnya jika alasan untuk efisiensi tentunya akan menghasilkan produktivitas dalam belum uang tetapi sampai sekarang belum ada yang menghasilkan.

"BRI itu belum siap infrastrukturnya. Kelebihan powernya tidak digunakan dengan kapasitasnya," kata Deni.

Sementara itu, Deputi Bidang Jasa Bidang Keuangan dan Jasa Lainnya Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Gatot Trihargo mengakui dalam pembelian satelit yang dilakukan oleh BRI akan menuai kontroversi karena pembelian satelit tersebut pertama kalinya di Indonesia.

Menurut Gatot pembelian satelit tersebut memang berdampak pada murahnya biaya operasional yang ditanggung oleh perusahaan karena selama ini jika dalam pengoperasian mesin ATM yang sering offline beban yang ditanggung perusahaan jauh lebih besar. Untuk itu pengelolaan satelit dimaksudkan untuk memperingan beban perusahaan.

Ditambah lagi dengan pembelian satelit tersebut BRI bisa menjangkau UKM yang ada di pelosok Indonesia. Menurutnya dengan pembelian satelit sama saja seperti perusahaan yang selama ini menyewa provider dari perusahaan lain, tapi biaya sewa tersebut belum termasuk jika terjadi kerusakan pada sistem jaringan.

"Jadi sama saja antara sewa dengan beli. Secara penggunaan dapat mengamankan sektor bisnis," kata Gatot kepada Gresnews.com, Jakarta, Selasa (22/7).

BACA JUGA: