JAKARTA, GRESNEWS.COM - Pemerintah akhirnya memutuskan menunjuk Direktur Utama PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Dwi Sutjipto sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero). Penunjukan Dwi sesuai kabar yang beredar sebelumnya bahwa ia merupakan calon kuat sebagai orang nomor satu di perusahaan minyak milik negara tersebut.

Dwi menggantikan Karen Agustiawan yang mengundurkan diri per 1 Oktober 2014 lalu. Dwi bukan orang baru di Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pria kelahiran 10 November 1955 ini sudah lama berkiprah di BUMN, khususnya di sektor semen. "Dwi Soetjitpto mulai tanggal 28 November 2014 diangkat menjadi Direktur Utama Pertamina periode 2014-2019," ujar Menteri BUMN Rini Soemarno di kantornya, Jakarta, Jumat (28/11/2014).

Untuk melakukan pemilihan Dirut Pertamina itu Kementerian BUMN telah melakukan seleski yang melibatkan dua lembaga, yaitu PT Daya Dimensi Indonesia, dan PPM Assesmen. Sebelumnya terjaring 16 calon yang masuk seleksi awal. Berdasarkan informasi Dwi menjadi calon yang mengumpulkan nilai paling tinggi, diposisi kedua ada CEO General Electric (GE) Indonesia Handry Satriago.

Menurut Direktur Global Future Institute (GFI) Hendrajit, Dwi Sutjipto merupakan sosok yang kuat di bidang manajemen, sehingga terkesan memperkuat dari tatanan yang sudah dijalankan sebelumnya. Dia menilai tipologi orang yang bergerak di manajemen tidak mempunyai imajinasi untuk membangun strategi karena menjalankan yang sudah dijalankan dari kepengurusan sebelumnya. Apalagi sosok yang kuat di bidang manajemen bukanlah gambaran dari skema Presiden Joko Widodo untuk membuat hal-hal yang baru dalam tata kelola migas.

"Padahal kriteria dirut harusnya tidak terkooptasi dalam tata kelola yang lama, yang penting lagi juga menguasai strategi dari bidang migas sendiri bukan hanya sekedar teknis," kata Hendrajit kepada Gresnews.com, Jakarta, Jumat (28/11).

Menurutnya jika Kementerian BUMN mengambil rata-rata dari Dirut BUMN nantinya menjadi bagian skema Menteri BUMN Rini Soemarno yang isunya akan menempatkan kakaknya yaitu Arie Soemarno sebagai Komisaris Utama. Dia menambahkan siapapun dirutnya tetap skema utamanya yaitu privatisasi migas di sektor hilir. "Kalau Arie Soemarno yang jadi Komisaris Utama maka dialah sebenarnya yang menjadi Direktur Utamanya," kata Hendrajit.

Menurutnya sosok Direktur Utama Pertamina haruslah menguasai 90 persen politik migas dan 10 persen manajemen migas. Sebab jika ingin perang melawan mafia migas sampai ke akar-akarnya, maka dimensi politik harus diperkuat bukanlah aspek manajemen. "Ini bagian keseriusan Jokowi untuk memberantas mafia migas mulai dari hulu sampai hilir," kata Hendrajit.

Sementara itu, menurut mantan Menteri BUMN Tanri Abeng sosok Dwi Sutjipto berhasil dalam mengelola PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, namun yang menjadi catatan penanganan sangat berbeda antara Semen Indonesia dengan Pertamina. Kendati demikian, Tanri mengaku tidak mengetahui sosok Dwi Sutjipto apakah memiliki pengetahuan di bidang minyak atau tidak.

Tanri membantah bahwa menguatnya sosok Dwi Sutjipto merupakan titipan dari bisnis keluarga Soemarno. Dia menilai Dwi Sutjipto merupakan sosok profesional. Dwi Sutjipto dapat berdiri sampai sekarang di Semen Indonesia dikarenakan hasil kerja kerasnya. "Saya tidak pernah dengar dia (Dwi Sutjipto) itu dari titipan-titipan," kata Tanri. (dtc)

BACA JUGA: