JAKARTA, GRESNEWS.COM - PT Pertamina (Persero) memastikan pasokan bahan bakar minyak (BBM) dan gas di berbagai wilayah Indonesia aman. Upaya menjaga pasokan ini sebagai antisipasi terjadinya  peningkatan permintaan BBM dan gas selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri.

Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero) Hanung Budya mengatakan ada beberapa hal yang perlu diwaspadai terkait penyaluran BBM dan gas di masa puasa dan lebaran. Seperti peningkatan konsumsi premium yang bisa mencapai 136% terhadap DOT pada puncak arus mudik, kemacetan yang dapat menghambat mobilitas mobil tangki BBM dan gas serta kuota BBM PSO (Public Service Obligation) yang berkurang.

Dia menambahkan berdasarkan arahan dari pemerintah untuk masa puasa dan lebaran, perusahaan tetap menyalurkan BBM PSO sesuai dengan kebutuhan masyakarat. Perusahaan pun memastikan siap untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dengan terus menjaga ketahanan stok dan mempersiapkan pengelolaan distribusi BBM dan gas dengan baik untuk mengantisipasi peningkatan permintaan pada periode arus mudik dan balik.

Dia menuturkan estimasi pemakaian BBM dan gas pada masa puasa dan lebaran, pada umumnya diperkirakan naik dengan besaran masing-masing Premium naik 5,1% dari rata-rata harian normal 80.155 KL menjadi 84.242 KL, Avtur naik 7,2% dari rata-rata harian normal 10.619 KL menjadi 11.536 KL dan LPG naik 6,4% dari rata-rata harian normal 19.057 MT menjadi 20.278 MT. Adapun Solar turun 16,9% dari rata-rata harian normal 43.057 KL menjadi 36.151 KL.

Pertamina terus menjaga stok BBM dan LPG Nasional dalam kondisi aman selama arus mudik dan balik Idul Fitri dengan rata-rata stok Premium 17,6 hari, Minyak Solar 20,7 hari, Avtur 27,6 hari, Pertamax 53 hari, Pertamax Plus 37,6 hari, dan LPG 17,1 hari.

Estimasi puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada H-1 dengan konsumsi Premium 109.279 KL (meningkat 36% dari rata-rata konsumsi normal). Sementara pada puncak arus balik pada H+5 dengan konsumsi Premium 105.063 KL (meningkat 31% dari rata-rata konsumsi normal).

"Untuk itu, perusahaan membentuk posko satuan tugas untuk memantau tersedianya BBM dan kesiapan pelayanan kepada masyarakat dari 1 Juli sampai 12 Agustus," kata Hanung dalam siaran pers yang diterima oleh Gresnews.com, Jakarta, Jumat (18/7).

Sementara itu, Vice Presiden Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Ali Mundakir mengatakan realisasi penyaluran BBM PSO hingga akhir juni mencapai 22,9 juta Kiloliter atau naik 1,3% dibandingkan dengan realisasi penyaluran pada periode yang sama tahun lalu. Kemudian, berdasarkan data realisasi penyaluran BBM bersubsidi hingga 30 Juni 2014, jenis BBM premium telah tersalurkan sebanyak 14,52 juta KL. Lalu, realisasi penyaluran solar pada periode yang sama telah mencapai 7,92 juta KL, sedangkan kerosene tersalurkan sekitar 468 ribu KL.

Ali mengatakan dengan melihat realisasi penyaluran bersubsidi saat ini, diperlukan upaya yag ekstra agar kuota APBN-P 2014 yang dikurangi 2 juta KL bisa mencukupi. Ali pun menjamin perusahaan terus menjaga stok BBM dalam kondisi aman. Saat ini stok premium cukup 17,5 hari, untuk minyak sollar 21,3 hari, Avtur 27,6 hari, Pertamax 40,9 hari, Pertamax Plus 37,6 hari dan LPG 17,1 hari.

"Walaupun konsumsi premium masih dalam batas kuota akan tetapi konsumsi solar memang telah melampaui kuota yang ditetapkan," kata Ali.

BACA JUGA: