JAKARTA,GRESNEWS.COM - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) berencana akan membangun jaringan listrik berdaya 500 kilovolt (kV) di sepanjang sisi timur pulau Sumatera. Jaringan transmisi tegangan ekstra tinggi ini akan berfungsi sebagai "jalan tol listrik" Sumatera, yang menyalurkan tenaga listrik dari pusat-pusat pembangkit ke pusat-pusat beban di Sumatera.

Manajer Senior Komunikasi Korporat PT PLN Bambang Dwiyanto mengatakan pembangunan jaringan transmisi ini akan memperkuat sistem kelistrikan Sumatera dan juga secara signifikan akan mengurangi pemakaian BBM sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Bambang mengaku perusahaan yakin proyek tersebut mampu menggerakkan industri lokal dan nasional sebab perusahaan mensyaratkan kandungan lokal yang digunakan dalam pembangunan proyek tersebut sebesar 80 persen sampai 90 persen.

Menurutnya proyek transmisi 500 kV Sumatera ini merupakan proyek pembangunan transmisi pertama yang menggunakan skema pembiayaan oleh developer. "Sedangkan PLN akan mengambil alih dengan pola pengembalian selama 12 tahun," kata Bambang, Jakarta, Kamis (21/8).

Bambang menuturkan untuk tahap pertama pembangunan dimulai dari Ruas New AurDuri - Perbatasan Jambi-Riau (Lot1); Ruas New AurDuri - Perbatasan Jambi- Riau (Lot2); Ruas Perbatasan Jambi-Riau - Rengat Ruas Rengat - New Garuda Sakti (Lot1);  Ruas Rengat - New Garuda Sakti (Lot-2).

Bambang mengatakan jaringan transmisi yang akan dibangun akhir 2014 dan ditargetkan mulai beroperasi tahun 2017 ini akan membentang sepanjang 360 kilo meter sirkuit (kms) dari Aur Duri, Jambi hingga Garuda Sakti, Riau. Jaringan transmisi ini akan menyalurkan listrik dari beberapa pusat listrik tenaga uap (PLTU) yang saat ini sedang dibangun. Diantaranya PLTU Jambi kapasitas 2x400 megawatt (MW), PLTU Sumsel 6 kapasitas 2x300 MW dan PLTU Sumsel 7 kapasitas 2x150 MW.

Selain itu juga untuk mendukung jaringan listrik 275 kV yang saat ini menjadi andalan untuk transfer daya listrik di sistem kelistrikan Sumatera. Sistem kelistrikan Sumatera terbagi menjadi tiga sistem kelistrikan besar yaitu Sumatera Bagian Selatan meliputi Sumatera Selatan, Lampung dan Bengkulu, Sumatera Bagian Tengah meliputi Sumatera Barat, Riau dan Jambi dan Sumatera Bagian Utara meliputi Sumatera Utara dan Aceh.

"Total beban puncak di Sumatera saat ini sekitar 4.483 MW dan beban listrik di Sumatera tumbuh rata-rata 10% per tahun," kata Bambang.

Bambang mengatakan untuk tahap kedua pembangunan direncanakan mulai tahun 2016, nantinya dibangun jaringan transmisi 500 kV yang menghubungkan Aur Duri-Muaraenim di Sumatera Selatan. Tahap ketiga akan dibangun transmisi yang menghubungkan Garuda Sakti-Medan.

Menurutnya jika semua tahap pembangunan ini selesai maka ditargetkan pada 2020 akan tersedia "jalan tol listrik" Sumatera yang menghubungkan Muara Enim di Sumatera Selatan sampai Medan di Sumatera Utara. "Pertumbuhan ekonomi yang pesat di Sumatera akan mendapatkan dukungan tenaga listrik yang cukup di masa depan," kata Bambang.

Sementara itu, Guru besar tenaga listrik Fakultas Teknik Universitas Indonesia Rinaldy Dalimi mengatakan langkah yang dilakukan oleh PLN untuk mengantisipasi krisis listrik yang terjadi di Sumatera Utara ini sudah tepat. Akan tetapi ia menyayangkan rencana tersebut menggunakan konsep interkoneksi dengan provinsi lain.

Dengan sistem interkoneksi, kata dia, kebutuhan listrik Sumatera Utara memang bisa terpenuhi, tetapi akan sangat tergantung dengan pasokan dari wilayah lain dalam hal ini Sumatera Selatan. "Jika di daerah lain kekurangan listrik karena daya pembangkitnya kurang nantinya akan berpengaruh kepada Sumatera Utara," ujar Rinaldy.

Demikian pula sebaliknya. Jika kapasitas dua pembangkit PLTGU Belawan dan PLTD Kualanamu dipakai memasok kekurangan di daerah lain, problem listrik akan melanda Sumatera Utara. Artinya, kata Rinaldy, listrik di Sumatera tidak bisa dinilai per provinsi tetapi harus dinilai sebagai total kapasitas pembangkit di Sumatera dan total kebutuhan pulau Sumatera.

"Permasalahannya listrik itu kan sudah terinterkoneksi. Kalau Sumatera Utara itu tidak terinterkoneksi dengan yang lain itu tidak apa-apa. Jadi kalau daerah lain kekurangan listrik nanti akan terpengaruh ke Sumatera Utara juga," kata Rinaldy kepada Gresnews.com.

BACA JUGA: