JAKARTA, GRESNEWS.COM - Target pemerintah untuk bisa mengoperasikan Bandar Udara Kertajati Majalengka pada tahun 2016 terancam bakal meleset.Padahal sebelumnya pemerintah menargetkan tahun ini minimal bagian sisi utara dan satu landasan pacu pesawat (runway) dan tiga terminal selesai dibangun. Kemudian pada tahun 2015 pembangunan fisik bandara seluruhnya, termasuk kawasan aerocity seluas 3.200 hektar.

Memang pemerintah saat ini tengah menyelesaikan pembangunan runway. Runway tersebut diprediksikan akan selesai pada akhir tahun 2015. Akan tetapi hingga saat ini tiga terminal belum ada satupun yang dibangun.

Direktur Pengembangan Kebandaraan dan Teknologi PT Angkasa Pura II Salahuddin Rafi mengatakan Bandara Kertajati akan memiliki akses jalan tol dan kereta bandara yang dikembangkan oleh anak usaha AP II yaitu PT Railink. Sedangkan tol dikembang oleh pemerintah daerah dan investor. Dia menuturkan kelayakan Bandara Kertajati terletak pada aksesbilitas. Artinya perlu sarana penunjang seperti jalan tol dan kereta sehingga penumpang mampu mengakses dari Bandung ke Majalengka hanya dalam waktu yang singkat."Kalau penumpang menggunakan kereta hanya 30-40 menit, lewat jalan tol hanya 1 jam," kata Raffi.

Raffi mengatakan saat ini perusahaan dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat tengah merancang studi kelayakan (feasibility study). Untuk pembangunan terminal dan sarana pendukungnya diperlukan dana sebesar Rp2,7 triliun. Dana investasi tersebut masih diluar pembangunan runway dan operasional udara bandara.

Deputi Infrastruktur Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) Dedy S Priyatna mengatakan pemerintah mengejar target dan akan mengebut pembangunan bandara Kertajati agar dapat dilakukan groundbreaking (peletakan batu pertama). Langkah tersebut dilakukan agar sebelum masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono selesai.

"Targetnya sebelum pergantian pemerintahan pembangunan bandara Kertajati dapat dilakukan groundbreaking," kata Dedy.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung (CT) menyatakan lambatnya pembangunan Bandara Kertajati dikarenakan sulitnya melakukan pembebasan lahan. Maka dari itu untuk mensukseskan pembangunan bandara Kertajati, pemerintah daerah harus melimpahkan lahan 1.800 hektar. Pelimpahan tanah tersebut nanti harus diberikan kepada perusahaan daerah atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang akan bekerjasama dengan PT Angkasa Pura II (Persero).

CT mengatakan pembangunan bandara Kertajati dilaksanakan oleh Kementerian Perhubungan, progres pembangunannya masih dalam tahap pembangunan runway pesawat. Untuk pembangunan fasilitas darat dikerjakan oleh AP II.

CT mengaku optimis jika prosedur tersebut bisa dijalankan sesuai jadwalnya maka pembangunan Kertajati bisa diselesaikan tepat waktu. "Perdanya harus diselesaikan. Perlu perundingan B to B (Business to Business) antara AP II dan perusahaan daerah yang juga harus diselesaikan," kata CT,

Berdasarkan data Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) pembangunan Bandara Kertajati akan menghabiskan dana sebesar Rp12,2 triliun. Pemerintah pusat akan mengalokasikan anggaran sebesar Rp100 miliar untuk persiapan disisi udara dan pengembangan lain-lain di Bandara Kertajati.

Data tersebut mengungkapkan untuk jadwal pengerjaan proyek seperti persiapan proyek dimulai tahun 2009 hingga tahun 2012. Untuk tender akan dimulai di tahun 2013. Untuk penandatanganan kontrak di tahun 2014, pengerjaan konstruksi tahun 2014 hingga tahun 2016. Terakhir operasi akan dimulai tahun 2017.

Lingkup pekerjaan Bandara Internasional Kertajati Majalengka terdiri dari bangunan terminal, kargo dan fasilitas penumpang, fasilitas parkir dan akhirnya pengembangan aero city atau taman bisnis komersial.

BACA JUGA: