JAKARTA, GRESNEWS.COM - Direktur Utama PT Pertamina (persero) Karen Agustiawan akan mengundurkan diri dari jabatannya per tanggal 1 Oktober mendatang. Kabar pengunduran diri Karen itu disampaikan Menteri BUMN Dahlan Iskan, kepada para wartawan hari ini, Senin (18/8). Dahlan mengungkapkan, Karen sebenarnya sudah ingin mengundurkan diri sejak lama, hanya saja dia selalu menolak.

Dahlan beralasan sebelumnya dia selalu menolak pengunduran diri Karen lantaran merasa Karen cukup berprestasi. Ketika habis masa jabatan lima tahun pertama, Karen memang sudah meminta untuk tidak diperpanjang namun permintaan tersebut ditolak oleh  Dahlan beralasan perusahaan sebesar Pertamina jabatan direksi diperlukan waktu yang panjang.

Menurutnya Dahlan ketika itu, sebuah perusahaan terlalu sering pergantian pimpinan maka perusahaan tersebut dapat menimbulkan ketidakstabilan perusahan. Apalagi Pertamina dikenal lebih sering melakukan pergantian direksi. Dia mengungkapkan dirut sebelumnya juga hanya menjabat beberapa bulan kemudian diganti, kemudian diganti dirut yang baru lalu beberapa bulan kemudian diganti kembali.

"Bu Karen ini termasuk dirut terlama sejak reformasi. Bur Karen ini sudah 5 tahun penuh ditambah hari ini sudah 6 tahun lebih sedikit atau kurang sedikiit. Sehingga saya pengen perusahaan supaya stabil," kata Dahlan di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (18/8).

Dahlan mengungkapkan alasan Karen mengundurkan diri karena sudah diterima mengajar di Universitas Harvard, Boston, Amerika Serikat. Oleh karena itu, Dahlan mengaku tidak mampu lagi menahan Karen untuk tidak berhenti dari jabatan Dirut Pertamina. Dahlan mengatakan untuk sementara waktu ketika Karen sudah mengundurkan diri, perusahaan dikendalikan oleh pejabat yang ada.

Kemudian dirinya menyerahkan kepada dewan komisaris untuk mengusulkan apakah diperlukan pejabat sementara atau pelaksana tugas (Plt), atau apapun yang diperbolehkan sampai ditunjuk dirut yang baru. "Kira-kira tinggal 1 bulan lagi beliau (Karen) jadi dirut Pertamina karena beliau ingin mengurus diri sendiri, keluarga dan ingin di karir berikutnya yaitu beliau ingin mengajar. Beliau sudah diterima mengajar di Harvard karena itu saya tidak bisa tahan lagi," kata Dahlan.

Meski alasan resminya ingin mengajar, namun ada selentingan mengatakan, Karen mundur lantaran dia masuk bursa calon menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Isu ini berhembus kuat bukan sekali ini saja, nama Karen masuk bursa menteri sebenarnya sejak tahun 2011 silam. Bahkan ketika itu para anggota dewan sudah memanggil Karen dengan sebutan "Bu Menteri".

Sayangnya, ketika itu, entah kenapa, nama Karen tersingkir. Kini namanya kembali muncul di bursa calon menteri dan kembali diisukan akan menjabat sebagai menteri ESDM. Sayangnya, Dahlan Iskan tak mau menyinggung soal ini. Demikian pula dengan anggota Komisi VI Ferrari Romawi yang dihubungi Gresnews.com.

Dia hanya bilang, mundurnya Karen sebagai Dirut Pertamina merupakan urusan pribadi dan itu merupakan hak seseorang untuk mengundurkan diri. Jika menurut Karen pengunduran diri akan menjadikan perusahaan lebih baik tentunya hal itu tidak permasalahan. "Jadi masalah pengunduran diri hak pribadi seseorang," kata Ferrari, Senin (18/8).

Hanya saja menurut dia, sebaiknya pengunduran Karen memang dilakukan pasca terbentuknya pemerintahan yang baru nanti. Alasannya, jika dipilih lagi dirut yang baru saat ini, ditakutkan tidak sesuai dengan selera pemerintahan baru, sehingga sang dirut nanti bisa diganti lagi padahal baru beberapa bulan menjabat. "Mengingat Pertamina merupakan perusahaan yang strategis dibidang migas, hal ini tidak baik," ujarnya.

Menurutnya jika tidak bisa menunggu pemerintahan yang baru, maka sebaiknya Kementerian BUMN memang menunjuk dirut yang baru dan jangan menunjuk Plt, agar perusahaan semakin kokoh. Dia menilai jika Kementerian BUMN menetapkan Plt, maka orang yang menempatkan posisi Plt akan ragu dalam mengambil keputusan perusahaan mengingat Plt bukanlah pejabat definitif.

"Memang bisa diganti tapi apakah penggantinya sesuai dengan selera pemerintahan baru. Takutnya pemerintahan baru punya pemikiran lain. Sekalian saja di pemerintahan baru, langsung diganti sesuai apa yang diinginkan pemerintahan baru," kata Ferrari.

BACA JUGA: