JAKARTA, GRESNEWS.COM - Penyerahan Blok Mahakam masih mengundang pertanyaan sebab pemerintah belum juga memastikan siapa yang akan mengambil alih Blok Mahakam setelah kontrak Total E&P habis pada 2017 nanti. Pemerintah memiliki dua opsi, pertama PT Pertamina (Persero) ambil alih 100 persen Blok Mahakam. Kedua, menggandeng kontraktor lama yaitu Total E&P kemudian terdapat mekanisme bagi hasil dari minyak Blok Mahakam.

Melihat perkembangannya, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sepertinya lebih cenderung untuk memilih opsi kedua, Pertamina "dipaksa" untuk tetap menggandeng kontraktor lama. Meskipun Pertamina merasa sanggup untuk mengelola Blok Mahakam, Menteri ESDM Sudirman Said malah meminta Pertamina bernegosiasi dengan dengan Total E&P.

"Mereka (Pertamina dengan Total E&P) sedang dialoglah, pasti akan ketemu solusinya," kata Sudirman di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (27/9).

Menanggapi sikap pemerintah yang seolah takut kepada Total E&P ini, Direktur Eksekutif Energy Watch Ferdinand Hutahaean mengatakan pernyataan pemerintah soal Blok Mahakam terkesan memaksa Pertamina untuk mengikutsertakan lagi Total E&P sebagai blunder. Dia menilai jika Pertamina mengikutsertakan Total E&P, maka Indonesia hanya mengambil sebagian kecil dari hasil minyak yang dihasilkan Blok Mahakam.

Andaipun pengambil alihan Blok Mahakam berdasarkan pembagian saham mayoritas 51 persen untuk Indonesia dan Total E&P 49 persen, hal itu, kata Ferdinand tidak ada gunanya untuk bangsa Indonesia. "Pembuktian hanya didasari penguasaan 51 persen Blok Mahakam, hanyalah janji belaka pemerintahan Jokowi untuk menciptakan kedaulatan dan kemandirian energi," ujarnya kepada Gresnews.com.

Dia menilai lebih baik pemerintah Indonesia kembali menyerahkan secara utuh kepada pihak asing, lalu pemerintah kembali melakukan renegosiasi bagi hasilnya agar Indonesia mendapatkan lebih banyak. Menurutnya Jokowi harus berani ambil sikap dalam pengelolaan Blok Mahakam.

Jika Jokowi berani mengambil alih Blok Mahakam, maka popularitas Jokowi yang awalnya sempat turun akibat kebijakan kenaikan BBM akan kembali naik kembali seiring kebijakan pengambil alihan Blok Mahakam. "Saran saya daripada setengah hati kembalikan ke asal, tinggal pemerintah renegosiasi," kata Ferdinand.

BACA JUGA: