JAKARTA - Indonesia sedang memasuki fase penting dalam perjalanan sebagai suatu bangsa, yaitu mendapatkan bonus demografi berupa generasi muda yang jumlahnya mencapai lebih dari 60% jumlah penduduk pada 2030. Bila potensi itu dioptimalkan, Indonesia akan menjadi negara maju; tapi sebaliknya bila gagal maka Indonesia akan masuk ke dalam jebakan ekonomi menengah, yang membuatnya tidak mampu bersaing dengan negara-negara maju.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal menjelaskan peran penting para pemuda dan hal itu bergantung pada kualitas pendidikan serta keterampilan. "Bonus demografi menjadi peluang (windows opportunity) untuk meningkatkan atau mempercepat pertumbuhan ekonomi," kata Faisal, seusai diskusi di kantor DPP Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK), Jakarta, kepada Gresnews.com akhir pekan lalu.

Ia menegaskan pemerintah perlu mengeluarkan kebijakan yang mendorong para pemuda untuk dapat meningkatkan produktivitas dan ketrampilan sehingga dapat bersaing secara global. Para pemuda itu akan menjadi menjadi pengambil keputusan atau pemangku jabatan, oleh sebab itu harus memiliki keterampilan yang mumpuni agar dapat memberikan arah yang tepat bagi perekonomian. "Kita kan inginnya menjadi negara kaya, bukan cuma begini-begini terus. Itu letaknya sekarang di pemuda," imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Umum DPP PGK Bursah Zarnubi mengatakan pemuda adalah tulang punggung pembangunan bonus demografi dalam rangka pertumbuhan ekonomi menyongsong tahun emas 2045. "Pemerintah harus dapat memberi ruang bagi para pemuda dan memfasilitasinya," kata Bursah.

Dia menambahkan, pemerintah harus dapat memfasilitasi para pemuda agar sains dan teknologi berkembang. Begitu juga ada ruang untuk inovasi dan pengembangan kreativitas, dalam era teknologi 4.0.

Lanjut Zarnubi, dalam bonus demografi terdapat 92 juta kaum milenial---berdasarkan rumusan Willian Strauss---yang lahir pada awal 1980 dan berakhir 2020. "Jadi, rentang waktunya antara umur 17 sampai 40 tahun. Ini puncaknya tahun 2020. Jadi jumlah anak-anak ini 92 juta. Lebih dari separuh bonus demografi kita," katanya.

Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas (2018), penduduk Indonesia akan mencapai kondisi `bonus` demografi pada 2030. Diperkirakan jumlah penduduk lansia atau 60 tahun ke atas hanya mencapai 19,85%, selebihnya adalah penduduk pada usia muda dan produktif.

(G-2)

BACA JUGA: