JAKARTA - Salah satu penyebab pertumbuhan ekonomi Indonesia stagnan pada angka 5% karena sektor manufaktur yang tak berkembang. Padahal pertumbuhan ekonomi yang tinggi hanya dapat dicapai bila industri sektor manufaktur kuat.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Ina Primiana berpendapat pertumbuhan industri manufaktur Indonesia jauh tertinggal dibandingkan dengan sejumlah negara di kawasan Asia. Dalam segala hal di sektor manufaktur, China merajai kawasan Asia, mulai dari tingkat produksi hingga kemampuan teknologi.

"Sementara itu, jika dibandingkan dengan negara Asia Tenggara lainnya, Indonesia selalu berada di posisi terakhir. Kalah jauh dari Malaysia dan Thailand," ungkap Ina dalam sebuah diskusi yang dihadiri Gresnews.com di Jakarta, Rabu (20/11).

Namun Ina mengungkapkan ada perbaikan dari segi kontribusi manufaktur terbesar di kawasan Asia, di mana Indonesia berada di peringkat 10 besar dari 12 negara yang mempunyai dampak manufaktur terbesar.



Perlu ada perbaikan secara fundamental untuk mendorong pertumbuhan manufaktur. Industri kecil sebaiknya dapat memasok bahan baku bagi industri besar agar ada kesinambungan produksi. Kementerian Perindustrian seharusnya menjadikan hal itu sebagai program kerja. "Ini merupakan peluang yang besar agar sektor industri manufaktur bisa meningkat," ujarnya.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), industri manufaktur besar dan sedang mengalami pelemahan cukup drastis. Industri barang logam bukan mesin dan peralatannya mengalami penurunan paling dalam, yakni sebesar 22,95% secara tahunan. Disusul oleh industri karet, barang dari karet dan plastik yang turun sebesar 16,63% per tahun. Kemudian, industri pengolahan tembakau juga turun 12,73%, industri kendaraan bermotor, trailer, dan semitrailer yang turun 12,32%, industri barang galian bukan logam turun 10,23%.

Industri manufaktur melambat disebabkan karena faktor kondisi perekonomian global, terutama masih berlangsungnya perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Selain itu juga ada faktor internal dalam negeri. (G-2)

BACA JUGA: