JAKARTA - Start-Up asal Indonesia seperti Gojek, Tokopedia, Traveloka dan Bukalapak mendapat aliran modal asing hingga membesar menjadi unicorn. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat modal asing yang masuk untuk Start-Up di Indonesia termasuk unicorn mencapai US$2-2,5 miliar per tahun. Jumlah yang sangat besar, namun masuknya modal asing tersebut bukan tak memiliki kepentingan.

"Pada prinsipnya dana asing yang mengalir ke unicorn punya beberapa kepentingan dan mesti dicermati," kata pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira kepada Gresnews.com, Senin (12/8).

Menurut Bhima, integrasi horizontal, yakni Start-Up di Indonesia digunakan sebagai rantai pasok produk perusahaan lain. Misalnya, Start-Up unicorn e-commerce digunakan untk memasarkan produk Taobao dan Alibaba dari China. Integrasi juga termasuk outsourcing sumberdaya manusia IT atau high skilled ke perusahaan afiliasi investor. Selain itu, mereka melakukan pemanfaatan data pribadi untuk pemasaran atau market intelligences. Data pribadi tersebut dikumpulkan dan menjadi big data, Mereka bisa petakan perilaku konsumen Indonesia untuk memasarkan produk dari perusahaan lain yang terafiliasi.

Bhima menambahkan perlu juga diawasi adalah ketergantungan konsumsi pada layanan yang disuntik oleh investor asing. Di transportasi online, kedua operator melakukan promosi dan diskon tak berkesudahan.

Bahkan ada yang berani memberi 90% diskon dan/atau cashback. Tujuannya agar menciptakan dinding penghalang bagi kompetitor (entry barrier). Jika marketshare sudah mereka kuasai, konsumen tidak ada pilihan lain kecuali memakai produk Start-Up tadi. "Iklim persaingan usaha yang sehat bisa rusak," tutupnya. (G-2)

BACA JUGA: