JAKARTA - Sawit Watch menilai pemerintah belum optimal mencegah dan menangani kebakaran hutan dan lahan.

Direktur Eksekutif Sawit Watch Inda Fatinaware menunjuk data saat ini enam dari 18 provinsi ‘langganan’ kebakaran masih saja memanas—Kalimantan Barat, Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Jambi. “Padahal BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) sudah memprediksi kondisi kekeringan ini sejak lama,” kata Inda kepada Gresnews.com, Jumat (9/8).

Inda meminta pemerintah tegas terhadap perusahaan dan masyarakat yang melakukan pembakaran hutan dan lahan. Khusus untuk perusahaan, kata dia, jika terbukti ada titik api dalam wilayah konsesinya, izinnya bisa dicabut sesuai aturan hukum dan wajib membayar ganti rugi kepada masyarakat.

Sebaran Hotspot Indonesia MODIS Terra-Aqua Cof.>=85% 1-6 Agustus 2019

Kepala Departemen Kampanye Sawit Watch Maryo Saputra Sanuddin menambahkan korporasi menjadi salah satu yang perlu disoroti karena berdasarkan pantauan lembaganya sebanyak 54 titik api berada di dalam wilayah konsesi perusahaan. “Perlu dipastikan mekanisme pengendalian kebakaran dapat berjalan sebagaimana mestinya,” kata dia.

Menurut data NASA Fire Information for Resource Management System (FIRMS), berdasarkan pantauan satelit terra dan aqua MODIS (dengan tingkat kepercayaan >= 85%), terdapat 1.148 titik api tersebar di seluruh Indonesia selama periode 1 April–6 Agustus 2019. “Dari data ini dapat dilihat bahwa terdapat lonjakan angka titik api yang ditemukan di bulan Juli, sebanyak 433 titik api. Pada Agustus, yang hanya enam hari, sudah ditemukan sebanyak 421 titik api,” ujarnya. (G-1)

BACA JUGA: