Jakarta - Pertemuan para Kepala Negara/Kepala Pemerintahan ASEAN, di Peace Palace, Phnom Penh, Kamboja, 2-4 April telah menyepakati tiga masalah utama, yaitu soal Myanmar, Laut Cina Selatan, dan masalah perdamaian di Semenanjung Korea.

Wakil Presiden Boediono menjelaskan bahwa pembicaraan antara para pemimpin negara-negara ASEAN itu intinya ada bebarapa hal yang dibahas. Khusus untuk masalah Myanmar, kata Wapres, para pemimpin ASEAN sepakat sepenuhnya untuk mendukung proses agar negeri itu bisa maju lebih jauh lagi.

"Kita membicarakan  antara lain mengenai upaya proaktif untuk menghilangkan sanksi dari berbagai institusi internasional dan negara kepada Myanmar," jelas Wapres, dikutip laman setkab.go.id, Kamis (5/4).

Para pemimpin ASEAN, lanjut Wapres, sepakat untuk bersama-sama secara proaktif mengupayakan pencabutan saksi atas Myanmar secepatnya guna mendorong penegakan demokrasi.

Mengenai Laut Cina Selatan, imbuh Wapres Boediono, intinya ASEAN harus satu, jadi harus ada semacam kesatuan dalam pandang, terutama dalam melaksanakan perincian dari code of conduct.

"Kita sudah punya declaration code of conduct, itu agak longgar. Itu hanya beberapa aturan umum, kesepakatan umum, tetapi code of conduct ini akan mengatur apa-apa yang ingin dilakukan kalau kita ingin mengamankan Laut Cina Selatan dari konflik, dari gangguan-ganguan karena ini sangat penting, jalur yang sangat penting bagi ekonomi dunia," imbuh Wapres.

BACA JUGA: