Nusa Dua - Akhir-akhir ini banyak kritik terhadap banyaknya pengelompokan multilateral dan regional, yang menandai berkembangnya berbagai arsitektur di tingkat dunia. Dalam 10 tahun terakhir, muncul sejumlah summit, seperti G-20, KTT Asia Timur, BRIC, dan lain-lain.

Presiden SBY ingin memastikan bahwa semua itu membawa dampak nyata bagi rakyat. "Mari kita pastikan pula tidak terjadi tumpang tindih yang tidak semestinya," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat memimpin sidang KTT ke-6 Asia Timur, di Ruang Nusantara, Bali International Convention Center, (BICC), Nusa Dua, Sabtu (19/11) siang.

Sebagian besar kepala negara/pemerintahan peserta KTT Asia Timur baru saja menghadiri KTT G-20 dan KTT APEC. Oleh karena itu, Presiden SBY mengajukan empat agenda utama yang bisa dibahas dalam KTT ini.

Pertama, kata Presiden, upaya bersama untuk lebih memperkuat lagi perekonomian di kawasan Asia Timur. Kedua, upaya bersama untuk membangun landasan dan tindakan nyata meningkatkan ketahanan pangan, energi, dan air. "Sekalighus upaya untuk mengatasi perubahan iklim."

Agenda ketiga, upaya bersama untuk mengatasi ancaman keamanan non tradisional, terutama bencana alam, terorisme, dan kejahatan transnasional. Terakhir, upaya bersama untuk memelihara perdamaian, keamanan, stabilitas, dan ketertiban kawasan.

"Sebagai prakondisi bagi penciptaan kemakmuran bersama bangsa-bangsa di kawasan ini," Presiden menjelaskan yang dilansir presidenri.go.id.

Sekjen PBB
Sebelum memulai pembahasan pleno, SBY mengingatkan seluruh peserta KTT Asia Timur bahwa dalam forum G-20 dan APEC kerja sama ekonomi telah banyak dibahas. "Tentu kita menginginkan forum KTT Asia Timur ini berangkat dari situasi, potensi, dan peluang yang terbuka di kawasan ini.

Masing-masing kawasan, seperti ASEAN, Asia Timur, Australia dan Selandia Baru, Amerika, dan India menyampaikan potensi ekonomi kawasannya. Dengan demikian diharapkan ada peluang baru yang tercipta bagi kerja sama menuju perkonomian global yang lebih baik.

Sesudah Presiden SBY menyampaikan pengantar sidang, Sekjen PBB Ban Ki-moon dan Presiden Bank Pembangunan Asia Haruhiko Kuroda memberikan presentasi tentang potensi kawasan.

BACA JUGA: