JAKARTA, GRESNEWS.COM - Tampaknya tak hanya kesabaran rakyat di Sumatera dan Kalimantan saja yang sudah habis akibat kegagalan pemerintah mengatasi masalah kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan yang melanda ke dua wilayah itu. Rakyat dari negara tetangga, khususnya Singapura juga habis kesabarannya.

Imbas kabut asap yang menerpa negara tersebut membuat Indeks Standar Pencemaran Udara di sana turun ke level terburuk yaitu mencapai 341-- tertinggi sepanjang tahun ini. Singapura pun meradang. Menteri Luar Negeri Singapura K Shanmugam pun melampiaskan "kemarahannya" kepada Indonesia.

Dia bilang, Indonesia menunjukkan perilaku yang "sangat tidak memikirkan keselamatan warga kami, dan warga mereka sendiri". Lewat akun Facebook miliknya, Shanmugam mengatakan: "Kami mendengar pernyataan-pernyataan mengagetkan, di tingkat pejabat senior dari Indonesia" dan mengatakan bahwa di beberapa wilayah Indonesia, Indeks Standar Pencemaran sudah mencapai hampir 2.000.

"Bagaimana bisa, seorang pejabat senior pemerintahan mengeluarkan pernyataan seperti itu, tanpa kesadaran atas nyawa masyarakatnya, atau warga kami, dan tanpa rasa malu, atau rasa tanggung jawab?" kata Shanmugam seperti dikutip BBC, Kamis (24/9).

Shanmugam memang tak menyebutkan siapa pejabat yang bersangkutan. Namun diduga kuat, ucapan itu ditujukan kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla. JK diketahui pernah mengatakan, negara tetangga Indonesia harus bersyukur karena 11 bulan sudah mendapat udara bersih.

Wajar jika Singapura kemudian melampiaskan kemarahan seperti itu. Gangguan kabut asap tak hanya mengganggu kesehatan, tetapi juga mengganggu kegiatan masyarakat di sana. Bahkan
Singapura mengambil langkah pencegahan darurat dengan menutup semua SD dan SMP untuk pertama kalinya sejak kabut asap terjadi.

Masker-masker gratis juga dibagikan di tempat-tempat layanan masyarakat bagi warga lanjut usia dan kelompok rentan. Layanan antar makanan cepat saji termasuk McDonalds, KFC, dan Pizza Hut dihentikan sementara pada Kamis karena mereka mengkhawatirkan keselamatan para pengemudi.

Badan Lingkungan Nasional Singapura dalam situsnya melaporkan bahwa angka PSI untuk 24 jam mencapai angkat 223-275 terhitung sejak pukul 22.00 waktu setempat. Sedangkan angka PSI untuk jangka waktu 3 jam mencapai 314, yang juga merupakan jumlah tertinggi dalam tahun 2015.

Menurut Badan Lingkungan Nasional Singapura menyebut, PSI di atas angka 300 mengindikasikan kualitas udara sangat berbahaya. Sedangkan PSI di atas 201-300 mengindikasikan kualitas udara yang sangat tidak sehat.

Kabut asap yang dipicu kebakaran hutan di Indonesia ini dilaporkan hingga masuk ke dalam rumah-rumah warga. Keberadaan asap ini memberikan ancaman kesehatan serius terhadap anak-anak dan warga lanjut usia, serta mereka yang memiliki gangguan pernapasan.

KBRI KEWALAHAN - Akibat gangguan kabut asap yang sangat parah melanda negara tetangga itu, pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Singapura pun banjir keluhan.

Dubes Indonesia untuk Singapura Dr Andri Hadi menyatakan kiriman asap dari Indonesia memang bukan yang pertama kali ke Singapura. Akibat asap tersebut, beberapa acara atau kegiatan di Singapura banyak yang dibatalkan.

"Asap ini enggak hanya sekali masuk. Kemarin dibandingkan 2013 ke atas paling hebat di atas 400 kadar asapnya, pada 2014 di atas 200 dan 2015 juga di atas 200 dan sudah termasuk wilayah berbahaya. Oleh karena asap itu banyak kegiatan pada dua minggu lalu yang diadakan di luar dibatalkan. Kami melihat asap ini sangat mengganggu kesehatan," terang Andri, Senin (28/9).

Andri menambahkan, pihak pemerintah Singapura sangat menghargai pemerintah RI karena menindak keras dan tegas tehadap pembakar hutan. Menurutnya, persoalan utama ada oknum yang tidak bertanggung jawab.

"Singapura siap lakukan langkah hukum kalau seandainya diberi informasi terhadap perusahaan Singapura yang terlibat," tutup Andri.

Wakil Presiden Jusf Kalla sendiri menegaskan, pemerintah Indonesia terbuka kepada negara mana pun termasuk Singapura jika ingin membantu memadamkan kebakaran hutan di Tanah Air untuk menghilangkan asap.

"Silakan saja kita terbuka. Singapura bisa ikut lihat sendiri. Singapura, silakan kalau mau membantu. Jangan hanya bicara," kata Jusuf Kalla di New York, Amerika Serikat, Minggu (28/9) seperti dikutip setkab.go.id.

JK mengemukakan, selama ini pemerintah Indonesia sudah berusaha keras untuk memadamkan api. Namun, tambah Wapres, sulit untuk memadamkan kebakaran hutan dalam waktu singkat. "Persoalannya kebakaran di Indonesia selain cuaca yang panas, juga dibantu dengan angin," ujarnya.

Wapres mencontohkan kebakaran hutan di California, Amerika Serikat yang juga sulit untuk dipadamkan dalam waktu singkat. "Segala usaha yang mampu kita lakukan, harus dilakukan, karena ini efeknya sudah ke negara lain, kalau negara-negara lain merasa ingin ikut membantu silahkan," kata Wapres.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengaku telah berkomunikasi dengan Menlu Singapura untuk menjelaskan langkah-langkah yang sudah dijalankan Indonesia. "Indonesia sangat serius menyelesaikan kebakarannya, dan akan dibarengi dengan penegakan hukum serta pendidikan," kata Retno.

TAK SEDERHANA - Protes keras Singapura terhadap Indonesia juga mendapat reaksi balik yang keras dari pihak pemerintah RI. Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki menyatakan bahwa selama ini Singapura juga menikmati hasil hutan Indonesia.

"Selama ini supply oksigen dari Indonesia selama 9 bulan dan kita tahu juga banyak industri kebun, tambang yang menyimpan hasil ekspornya di Singapura," kata Teten di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Senin (28/9).

Teten kemudian menyebutkan bahwa penanganan kebakaran hutan tak sederhana itu, mengingat kasusnya yang kompleks. Mengenai asap yang menyebar, menurut Teten itu akibat dari hutan gambut yang dibakar untuk membuka lahan sawit.

"Pemerintah tidak diam bahkan sekarang memikirkan bagaimana kebakaran hutan yang terus menerus terjadi selama 17 tahun ini bisa kita hentikan," ujar Teten.

Pemerintah nantinya akan mencabut insentif bagi oknum-oknum pengusaha yang sengaja membakar hutan. Kemudian pengelolaan lahan gambut juga akan dikaji ulang mengingat jenis tanaman tersebut mudah terbakar.

Sikap lebih dingin ditunjukkan Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya yang mengaku bisa memahami sikap Singapura. Dia yakin Indonesia mengatasi persoalan kabut asap ini.

"Kami menghormati dan saling pengertian (dengan Singapura) dalam situasi ini. Kami akan melakukan usaha terbaik dengan serius dan kami percaya dapat meng-handle situasi tersebut," kata Siti Nurbaya dalam sebuah diskusi di Hotel Gran Kemang, Jl Kemang Raya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (27/9).

Ia menyatakan sudah melakukan pertemuan dengan pihak Singapura dan memberikan informasi. Namun, ia berharap informasi yang diberikan tidak disebarluaskan ke publik. Selanjutnya, Indonesia akan menggelar pertemuan dengan negara-negara di Asean terkait penanganan kabut asap secara lebih meluas.

"KLHK akan memberitahu secara G to G (goverment to goverment) dan pemerintah juga akan satu suara lewat departemen luar negeri," sambungnya.

Indonesia sudah berulang kali mengatakan telah mengambil langkah-langkah untuk mencegah pembakaran hutan secara ilegal. Selain mengirim satuan pemadam Manggala Agni di Sumatra dan Kalimantan, pemerintah juga menyelidiki 11 perusahaan sebagai tersangka pembakar hutan dan lahan. (dtc)

BACA JUGA: