GRESNEWS, PARIS  - Kerja tim Search And Rescue (SAR) Prancis patut mendapat apresiasi, Mereka sudah menemukan Cockpit Voice Recorder (CVR) Germanwings dan diunduh oleh Bureau of Investigations and Analyses (BEA), badan investigator kecelakaan transportasi Prancis. Kotak hitam lainnya, Flight Data Recorder (FDR) dikabarkan ditemukan namun kartu perekamnya hilang.

Seperti dilansir dari New York Times edisi Rabu (25/3), seorang pejabat senior yang terlibat penyelidikan ini mengatakan, petugas SAR menemukan wadah dari FDR namun kartu memori yang merekam data-data pesawat tidak ada di dalamnya. Diperkirakan kartu memori itu terlempar keluar atau hancur karena benturan. Informasi itu juga diperkuat oleh pernyataan dari Presiden Prancis Francois Hollande yang mengatakan bahwa FDR ditemukan di antara serpihan-serpihan pesawat namun kartu memori hilang.

Kartu perekam data-data pesawat itu berdurasi 25 jam, yang merekam data-data pesawat seperti ketinggian, kecepatan, lokasi, parameter instrumen pesawat hingga cuaca di luar pesawat.  Namun, Direktur BEA Remy Jouty menolak untuk mengkonfirmasi penemuan FDR itu.

Upaya pencarian itu sungguh sulit dan keberuntungan besar bisa segera ditemukan lantaran serpihan pesawat Germanwings bertebaran di kaki Pegunungan Alpen, Prancis. Lokasi serpihan tersebut berada di bagian terpencil Alpen yang luasnya sama dengan dua kali stadion bola.

"Itu besar, lebih besar dari besar," ujar Jenderal David Galtier mengenai upaya pencarian korban dan lokasi jatuhnya pesawat. Galtier adalah komandan Regional Gendarme yang merupakan koordinator penyelidikan dan operasi pencarian korban Germanwings.

Dikatakan Galtier, sebanyak 600 personelnya dikerahkan ke lokasi jatuhnya pesawat. "Hal paling penting bagi kami adalah menjaga zona dan menemukan jasad-jasad, itu yang paling penting bagi kami," tuturnya seperti dilansir News.com.au, Kamis (26/3).

"Area serpihan sangat luas, sulit untuk mencapai ke sana dan bekerja di sana dan karena itulah kami punya personel spesialis (gendarme) di sana," cetusnya.

"Ini akan menjadi operasi dan penyelidikan yang sangat, sangat lama untuk mengetahui apa yang terjadi," tandasnya.

Serpihan pesawat nahas ini ditemukan berserakan di kaki pegunungan Alpen, dekat Digne les Bains. Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Jerman Frank Walter Steinmeier berkomentar soal pemandangan di lokasi evakuasi itu. "Sebuah pemandangan horor," kata Frank Walter Steinmeier.

Puing-puing pesawat menyelip di bebatuan curam, tajam, dan terlihat sulit dijangkau. Tim penyelamat bekerja menggunakan helikopter untuk dapat mencapai lokasi pesawat jatuh.

Pesawat Airbus bernomor penerbangan 4U9525 itu mengangkut 150 orang penumpang. Ada di antara mereka belasan murid sekolah, guru, juga pebisnis. Semua orang itu dipastikan tewas.

Misteri Gedoran Pilot

Para penyelidik masih menganalisis kotak hitam pesawat Germanwings yang jatuh di kaki Pegunungan Alpen, Prancis. Dari rekaman audio di kokpit tersebut, dilaporkan adanya sebuah informasi yang menarik.

Salah satu pilot terdengar meninggalkan kokpit, namun kemudian saat dia kembali, pintu kokpit tak bisa dibuka.

"Orang yang di luar mengetuk pintu dengan pelan dan tak ada jawaban," ujar seorang investigator seperti dikutip The New York Times dan dilansir News.com.au, Kamis (26/3/2015).

"Dan kemudian dia mengetuk pintu lebih keras dan tetap tak ada jawaban. Tak pernah ada jawaban," imbuhnya.

Tak lama kemudian, terdengar bahwa pilot tersebut mencoba mendobrak pintu kokpit. "Anda bisa dengar dia mencoba mendobrak pintu," tutur penyelidik yang tidak bisa disebut namanya karena penyelidikan masih berlangsung.

Tidak diketahui mengapa pilot tersebut meninggalkan ruang kokpit. Juga tidak jelas mengapa pilot lainnya yang berada di dalam kokpit tidak membukakan pintu atau melakukan kontak dengan menara ATC sebelum pesawat jatuh.

Sejak serangan teroris 11 September 2001, maskapai-maskapai di Amerika Serikat tak diperbolehkan meninggalkan seorang pilot sendirian di kokpit. Prosedur operasi standarnya adalah jika salah satu pilot meninggalkan kokpit, misalnya untuk pergi ke toilet, maka seorang pramugari harus masuk ke kokpit. Belum jelas apakah maskapai-maskapai Eropa mengadopsi praktik yang sama. (dtc)

BACA JUGA: