Kabul - Ulah tentara AS di Afghanistan kembali memicu ketegangan hubungan kedua negara. Menyusul beredarnya foto tentara AS yang tergabung di Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dengan munculnya foto tentara AS bergaya dengan jasad cacat pejuang Afghanistan di koran yang terbit di AS.

Tampilan sekitar 18 gambar di laman LA Times itu diambil pada 2010, muncul pada saat meruncingnya AS dan Afghanistan pasca penyiaran video pada Januari, yang menunjukkan empat Marinir AS mengencingi jasad gerilyawan Afghanistan.

Pembakaran Alquran di pangkalan besar udara NATO juga memicu sepekan kerusuhan, yang menewaskan 30 orang dan mengakibatkan kematian enam orang warga AS.

Pejabat tinggi AS dan Panglima NATO di negara itu, Jenderal AS John Allen, bergerak cepat mengutuk gambar tersebut bahkan sebelum diterbitkan Los Angeles Times, yang menerima foto itu dari prajurit lain, seperti dikutip The Guardian.

"Tindakan pribadi di gambar itu tidak mewakili kebijakan Pasukan Bantuan Keamanan Asing atau Angkatan Darat Amerika Serikat," kata pernyataan Allen, dengan menambahkan bahwa penyelidikan atas kejadian tersebut sedang berlangsung seperti dilansir melalui guardian.co.uk

Awal kejadian
Pada Maret lalu, sersan Angkatan Darat AS mengamuk dengan menembak membabi-buta pada malam hari di dua desa Afghanistan selatan, menewaskan 17 warga -sebagian besar wanita dan anak-anak- dan mendorong Presiden Afghanistan Hamid Karzai menuntut tentara asing membatasi diri di pangkalan utama.

Gerilyawan Taliban melancarkan serangan jibaku di Kabul dan tiga propinsi lain pada akhir tengah April, menyatakannya dilakukan sebagai pembalasan atas ketiga kejadian tersebut.

Di salah satu gambar itu, satu penerjun bergaya di samping tulisan tak resmi di samping jasad, bertuliskan ´Pemburu Zombie´ sementara di gambar lain, tentara bergaya dengan polisi Afghanistan memegang potongan kaki pejuang pengebom.

Dua tentara di gambar lain memegang tangan jasad pejuang dengan jari tengah terangkat.

Laman LA Times menyatakan tentara Divisi Lintas Udara 82 berada di kantor polisi di propinsi Zabol, Afghanistan, pada Februari 2010 dan mengunjunginya kembali beberapa bulan kemudian. Gambar itu diambil pada kedua kesempatan tersebut.

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Leon Panetta dalam pernyataannya, yang disiarkan juru bicara departemen itu, George Little, mengatakan penyiaran gambar itu dapat mendorong serangan lebih lanjut terhadap pasukan keamanan pada masa depan.

BACA JUGA: