JAKARTA, GRESNEWS.COM - Dua kubu yang berseteru Israel dan Palestina telah menyepakati genjatan senjata permanen untuk jangka panjang. Lewat mediator Mesir kedua musuh bebuyutan itu sepakat menghentikan saling serang sejak Kesepakatan tersebut berlaku mulai pukul 16.00 waktu setempat atau pukul 23.00 WIB, Selasa (26/8).

Dengan berlangsungnya gencatan senjata ini maka berakhir sudah 50 hari serangan Israel lewat operasi Protective Edge sejak 8 Juli 2014. Serangan tersebut telah menewaskan lebih dari 2.100 warga Palestina, dengan mayoritas adalah warga sipil termasuk perempuan dan anak-anak. Adapun di kubu Israel, 69 orang tewas, dengan 64 orang adalah tentara.

Para mediator Mesir awalnya mengusulkan gencatan senjata baru di Gaza, membuka perlintasan yang diblokade Israel dan memungkinkan masuknya bantuan dan material bangunan. Atas usulan ini, pemerintah Palestina, termasuk kelompok Hamas yang berkuasa di Jalur Gaza, akan menerimanya jika Israel pun menyetujuinya.

Demikian disampaikan seorang pejabat senior Palestina seperti dikutip kantor berita AFP, Senin (25/8).

"Ada usulan untuk gencatan senjata temporer yang akan membuka perlintasan, memungkinkan masuknya bantuan dan material bangunan, dan poin-poin sengketa akan dibahas dalam sebulan," ujar pejabat Palestina itu.

"Kami akan bersedia menerima ini, namun kami menunggu respon Israel atas usulan ini," imbuhnya.

Seorang pejabat Mesir mengkonfirmasi, para mediator telah menghubungi pemerintah Palestina dan Israel soal gagasan baru tersebut. Gencatan senjata sebelumnya telah gagal pada 19 Agustus lalu setelah para mediator Mesir tak mampu menjembatani jurang di antara kedua pihak. Sebelumnya, Hamas bersikeras bahwa kesepakatan gencatan senjata jangka panjang harus menghentikan blokade Israel atas Gaza, yang telah berlangsung 8 tahun. Sementara Israel menyatakan, kelompok Hamas harus dilucuti persenjataannya. Atas hal ini, Hamas telah menolak mentah-mentah untuk membahasnya.

Kabar tentang genjatan senjata ini disampaikan seorang pejabat senior Palestina. "Dari kontak-kontak yang dilakukan, gencatan senjata permanen sudah disepakati. Sebuah kesepakatan untuk mengakhiri blokade dan jaminan Gaza akan mendapatkan tuntutan dan kebutuhannya," tambah pejabat yang tak ingin disebut namanya itu, Selasa (26/8).

Sementara itu, kelompok Hamas menyatakan, kesepakatan gencatan senjata permanen yang mengakhiri peperangan selama tujuh pekan di Jalur Gaza merupakan "kemenangan dari sebuah perlawanan".

"Negosiasi yang berujung kesepakatan yang mewujudkan ketahanan rakyat kami dan merupakan kemenangan dari sebuah perlawanan," kata wakil pemimpin Hamas di pengasingan, Mussa Abu Marzuk, lewat akun Facebook-nya.

Tembakan perayaan bergema di selatan Gaza, Selasa (26/8), setelah kesepakatan gencatan senjata jangka panjang antara Israel dan Palestina mulai berlaku pada pukul 16.00 GMT atau 23.00 WIB.

Ribuan orang di Gaza turun ke jalan-jalan, termasuk beberapa orang bersenjata yang menembakkan senapannya ke udara sebagai perayaan, begitu gencatan senjata tersebut berlaku.

Masjid-masjid lewat pengeras suara menggemakan takbir, "Tuhan Maha Besar". Serangan Israel ke Gaza ini merupakan yang terburuk dalam satu dekade terakhir.

Berikut ini merupakan garis besar kesepakatan dari pembicaraan yang telah berlangsung selama beberapa pekan. Kesepakatan ini akan diikuti dengan pembicaraan lanjutan yang dijadwalkan dalam sebulan mendatang.

Pembicaraan lanjutan tersebut akan membahas persoalan yang lebih kompleks di antara kedua negara, seperti pembebasan tahanan Palestina di Israel dan tuntutan Palestina untuk memiliki pelabuhan laut.

Langkah jangka pendek

1. Israel menghentikan semua aksi militer termasuk serangan militer dan operasi darat.
2. Hamas dan kelompok bersenjata lain di Gaza setuju untuk menghentikan semua lontaran roket dan mortir ke Israel.
3. Israel setuju lebih membuka penyeberangan perbatasan sehingga memungkinkan aliran barang lebih mudah masuk ke Gaza, termasuk aliran peralatan bantuan dan rekonstruksi, di daerah pesisir Gaza.
4. Dalam perjanjian bilateral terpisah, Mesir akan membuka 14 kilometer perbatasan wilayahnya dengan Gaza di Rafah.
5. Otoritas Palestina akan memimpin koordinasi upaya rekonstruksi Gaza dengan donor internasional termasuk Uni Eropa.
6. Israel diharapkan mengurangi wilayah penyangga keamanan di perbatasan Gaza, mundur ke jarak 100 hingga 300 meter dari posisi sekarang, bila gencatan senjata bisa berlaku. Langkah ini akan memungkinkan warga Palestina untuk mengakses tanah pertanian mereka di dekat garis perbatasan.
7. Israel akan memperpanjang waktu bagi warga Palestina untuk melaut di lepas pantai Gaza, memperluas zona melaut dari 3 mil menjadi 6 mil, dengan kemungkinan pelebaran lagi secara bertahap jika gencatan senjata bisa bertahan. Palestina menuntut zona melaut ini sesuai dengan aturan internasional, 12 mil.

Materi pembicaraan lanjutan

1. Palestina menuntut Israel membebaskan tahanan Palestina yang ditangkap Israel dari Tepi Barat, setelah kasus pembunuhan tiga warga Israel yang sebelumnya hilang pada 12 Juni 2014.
2. Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, dari faksi Fatah, menuntut pembebasan seluruh tahanan Palestina di Israel, bagian dari kesepakatan damai sebelumnya antara Israel dan Palestina.
3. Israel menuntut Hamas dan kelompok bersenjata lain di Gaza untuk menyerahkan jasad dan barang milik tentara Israel yang tewas selama pertempuran terakhir.
4. Hamas menuntut pelabuhan laut dibangun di Gaza, untuk memungkinkan keluar-masuknya barang dan orang dari Jalur Gaza. Israel selalu menolak tuntutan tersebut tetapi ada kemungkinan tuntutan ini dipenuhi Israel bila ada jaminan keamanan mutlak.
5. Hamas menuntut penghentian pembekuan dana milik organisasinya, untuk memungkinkan penggajian 40.000 polisi, pegawai, dan staf administrasi lain di Gaza, yang selama setahun terakhir sudah tak digaji.
6. Palestina menuntut pembangunan kembali bandara internasional di Gaza, Bandara Internasional Yasser Arafat. Bandara ini dibangun pada 1998 tetapi ditutup pada 2000 setelah dibom Israel.

BACA JUGA: