JAKARTA, GRESNEWS.COM - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hari ini tiba-tiba saja memeriksa Wakil Ketua Umum PSSI La Nyalla Mataliti. Ia diketahui dimintai keterangan sebagai saksi dalam perkara yang masih dalam tahap penyelidikan, yaitu proyek pembangunan Rumah Sakit di Universitas Airlangga, Surabaya.

Dalam proyek yang bernilai ratusan miliar rupiah tersebut, La Nyalla mengaku membawa bendera perusahannya yaitu PT Airlangga Tama yang menjadi partner dari pemenang tender yaitu PT Pembangunan Perumahan (PP) pada sekitar 2010 lalu. La Nyalla membantah pemanggilan ini berkaitan dengan posisinya sebagai Wakil Ketua PSSI.

"Nggak ada hubungannya sama PSSI. Perusahaan saya Airlangga Tama," kata La Nyalla kepada wartawan di pelataran Gedung KPK, Rabu (10/3).

La Nyalla mengatakan para penyelidik menanyakan tentang proses perusahaannya yang menang untuk menjadi pendamping PT PP dalam tender tersebut. "Tanya ya soal menangnya bagaimana. Anunya bagaimana, itu aja," tuturnya.

Sebelumnya, KPK memang pernah memeriksa Kepala Divisi Operasi III PT PP Lukman Hidayat meski perusahaan tersebut bukan termasuk BUMN yang melakukan kerja sama operasi (KSO) proyek Hambalang. Namun, Nyalla membantah bahwa keterangan yang dia berikan kepada penyelidik berkaitan dengan Nazaruddin. "Tidak ada. Tidak ada hubungannya (dengan Nazaruddin)," cetusnya.

Nazar dengan perusahaannya PT Permai Grup diketahui menggarap berbagai proyek pemerintah seperti Hambalang, dan juga proyek-proyek di Universitas seperti Airlangga dan juga Universitas Udayana, Bali. RS Unair dibangun secara bertahap.

Tahun 2007 dibangun gedung senilai Rp9 miliar, tahun 2008 senilai Rp6 miliar, dan tahun 2009 senilai Rp312 miliar, dengan rincian Rp31 miliar untuk pembangunan fisik gedung dan sisanya untuk membeli peralatan medis. Sementara itu, tahun lalu juga dilakukan perluasan bangunan dengan biaya Rp130 miliar.

Pada 2011 lalu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kala itu Muhammad Nuh meresmikan Rumah Sakit tersebut. Namun saat diresmikan, ternyata balai pengobatan yang sebelumnya bernama Rumah Sakit Pendidikan Universitas Airlangga ini ternyata masih memerlukan biaya tambahan sebesar Rp120 miliar.

Nuh pun berjanji akan merealisasikan kekurangan biaya itu. "Mudah-mudahan dananya bisa cair (dari APBN) tahun ini," kata Nuh saat itu.

Tak hanya Nuh, Sekertaris Kabinet pada waktu itu Sudi Silalahi juga hadir dalam peresmian ini. Hal itu tak mengherankan sebab Politisi Partai Demokrat itu juga menjabat Ketua Majelis Wali Amanah Universitas Airlangga. "Rumah sakit ini jangan melupakan pengabdian kepada masyarakat," ujar Sudi.

BACA JUGA: