JAKARTA - Puluhan orang yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Anti Suap (Gempas) berunjuk rasa di depan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Jalan HR. Rasuna Said, Jakarta Selatan, Senin (3/12).

Mereka meminta KPK menindaklanjuti dugaan kolusi proyek Pengadaan Buku Wajib Madrasah Aliyah yang dilakukan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kementerian Agama Nursyam dengan PT. Central Segitiga Baru, PT. Indomukti Nusantara, dan PT. Megah Sejahtera.

Dalam siaran pers yang dikeluarkan, Gempas membeberkan ketiga perusahaan tersebut dikuasai oleh pengusaha bernama Gatot Wahyudi dan Wempy Ibrahim (pejabat P2K Ditjen Pendis). Akibat perbuatan, mereka negara diduga merugi sebesar Rp20 milliar. Adapun pembagian pendanaan proyek tersebut adalah Rp50 miliar untuk PT Indo Mukti Nusantara, Rp51 miliar untuk PT. Central Segitiga bermuda, dan Rp53 miliar untuk PT. Global Sejahtera.

BACA JUGA: