Semakin kuat indikasi adanya unsur pembunuhan pada Akseyna Ahad Dori (24) atau yang biasa disapa Ace, yang ditemukan tenggelam di Danau Balairung Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat, pada Kamis, 26 Maret 2015. Namun, sejauh ini, pihak kepolisian yang awalnya menyebut Akseyna bunuh diri belum juga mengarahkan penyidikan ke dugaan pelaku pembunuhan.

Direktur Reserse dan Kriminal Umum (Reskrimum) Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti mengatakan, dugaan mahasiswa UI itu bunuh diri terbantahkan setelah muncul hasil analisis dari grafolog soal tulisan tangan pada surat wasiat di kamar kos korban tidak identik dengan tulisan tangan Akseyna. "Yang kedua, bahwa kalau dia bunuh diri dengan mengikatkan diri di tas pakai pemberat, dia masih punya peluang untuk melepaskan tasnya. Jadi kemungkinan dia sudah tewas dulu baru dimasukkan ke danau," jelas Krishna di Jakarta, Kamis (28/5).

Penganalisis tulisan tangan (grafolog) dari American Handwriting Analysis Foundation, Deborah Dewi, menyatakan surat wasiat Akseyna dibuat oleh dua orang. Surat itu ditulis oleh Akseyna dan orang lain.

"Setelah melakukan proses analisis dengan dokumen asli dari pihak kepolisian, melalui pembesaran mikroskopik 200 kali saya temukan bahwa tulisan tangan dalam surat tersebut milik dua orang," kata Deborah, Jumat (22/5).

Menurutnya, ada indikator grafis yang menunjukkan bukti bahwa tulisan tangan di "surat wasiat" tersebut dibuat oleh dua orang. Pada bagian pertama ditulis oleh Akseyna dan di bagian revisi oleh orang lain.

Ia menjelaskan tulisan tangan bagian pertama identik dengan tulisan tangan almarhum (asli), sementara ada bagian tulisan tangan dan tanda tangan yang dibuat oleh orang lain. Bagian yang ditulis oleh orang lain adalah bagian yang direvisi berikut penambahannya (not, for eternity, existence) dan tanda tangan.

Soal indikator grafis tersebut sudah dijelaskan Deborah kepada pihak kepolisian. Info detail soal itu belum bisa diberikan karena masih menjadi bahan penyelidikan. "Hal ini sangat teknis sekali dan ada dalam 30 lembar report saya ke tim penyidik kemarin dan butuh waktu hampir 6 jam untuk menjabarkannya," kata dia.

Jenazah Akseyna ditemukan tenggelam di Danau Balairung UI, Kamis (26/3/2015). Teman Akseyna menemukan pesan di secarik kertas di kamar kosnya bertuliskan, "Will not return for please dont search for existence my apologies for everything eternally."

Polisi mengakui kesulitan menguak kasus ini. "Barang bukti masih minim, kesaksiannya juga nggak ada. Hambatannya alat bukti dan saksi," ungkap Kapolres Depok Komisaris Besar Ahmad Subarkah di Mapolda Metro Jaya, Jl Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Jumat (15/5).

Kendati sudah menguat ke dugaan pembunuhan, lanjut Krishna, pihaknya tidak ingin tergesa-gesa dalam memutuskan perkara dan pelakunya. Polisi, kata dia, masih mempelajari dugaan pembunuhan ini.

Penyidik saat ini tengah mendalami pergaulan dan juga hubungan Ace dengan orang-orang yang digaulinya. Polisi tidak ingin salah mengambil kesimpulan, mempidanakan orang yang tidak bersalah. Saat ditanya, apakah polisi sudah mengarahkan dugaan ke pelakunya, Krishna mengatakan, "belum, nanti, sabar". (dtc)

BACA JUGA: