JAKARTA, GRESNEWS.COM - Polda Metro Jaya membuat pernyataan mengejutkan soal Christhoper Sjarief, penabrak maut di Jalan Alteri Pondok Indak, Jakarta Selatan. Jika sebelumnya dikatakan Christhoper positif narkoba, tiba-tiba Polda Metro mengklarifikasi. Christhoper dinyatakan negatif alias tidak mengonsumsi narkoba sebelum menabrak.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Martinus Sitompul mengatakan Christhoper dinyatakan negatif setelah dilakukan uji laboratorium Polda Metro dan Badan Narkotika Nasional (BNN). Pernyataan Martinus tersebut menklarifikasi pernyataan sebelumnya yang menyatakan Christhoper positif.

"Hasil negatif setelah dilakukan tes secara saintifik, sementara sebelumnya hanya dilihat kondisi fisik," kata Martinus di Polda Metro Jaya, Rabu (28/1).

Penyataan Martinus ini menegaskan apa yang disampaikan Kapolresta Jakarta Wahyu Hadiningrat. Wahyu menyatakan jika Christhoper negatif.

Namun hasil ini dipertanyakan oleh Indonesia Police Watch (IPW). IPW menilai  dualisme Polri dalam menyikapi kasus dugaan penggunaan narkoba yang melibatkan Christopher Daniel Sjarief (23) sangat disayangkan. Untuk itu IPW mendesak Propam Polri perlu turun tangan menyelesaikan kasus ini, apakah pelaku benar-benar menggunakan narkoba atau tidak saat mengendarai mobil yang kemudian menabrak empat orang tewas di Pondok Indah, Jakarta.

Ketua Presedium IPW Neta S Pane mengatakan dengan dualisme ini  bisa membuat citra Polri makin terpuruk, mengingat saat ini Polri sedang konflik dengan KPK.
"Agar kasus ini tidak berkembang menjadi polemik di masyarakat, Propam Polri perlu turun tangan," kata Neta dalam rilisnya yang diterima Gresnews.com.

Sebab sebelumnya Polda Metro Jaya mengatakan Christopher menggunakan narkoba jenis LSD sebelum menabrak hingga empat orang tewas. Namun beberapa hari kemudian, setelah tes urin di BNN dikatakan Christopher tidak menggunakan (negatif) narkoba.

Hal ini tentu membuat masyarakat menjadi bingung dan bertanya apa sesungguhnya yang terjadi di Polri. Apakah ada pihak yang mencoba mengambil keuntungan di balik kasus ini. Atau ada pihak yang hendak melakukan pembusukan di tengah menajamnya konflik Polri-KPK. Atau Christopher benar-benar tidak menggunakan narkoba, tapi mengapa Polda Metro Jaya sempat mengatakan dia menggunakan LSD.

"Dualisme ini menimbulkan tanda tanya, siapa sesungguhnya Christopher Daniel Sjarief, kenapa kasusnya mendadak menjadi alot," tanya Neta.

Dengan adanya dualisme ini, keberadaan Polri sangat dirugikan. Masyarakat akan semakin memandang negatif pada Polri. Bukan mustahil dualisme ini akan membuat posisi Polri makin terpojok pasca konflik Polri-KPK. Untuk itu, Propam Polri harus turun tangan menuntaskan kasus ini agar kasus Christopher yang menabrak empat orang hingga tewas bisa dibawa ke pengadilan dan diproses seadil-adilnya.

BACA JUGA: