JAKARTA, GRESNEWS.COM - Direktorat Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri tengah mengusut korupsi cetak sawah di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat yang diduga melibatkan sejumlah perusahaan BUMN yang terjadi dalam kurun waktu 2012-2014.

Proyek cetak sawah itu merupakan proyek patungan dari dana Corporate Social Responsibility (CSR) sejumlah perusahaan BUMN yang nilainya mencapai Rp317 milar. Perusahaan itu antara lain Bank BNI, PT Askes, Pertamina, Pelindo, Hutama Karya, BRI, dan Perusahaan Gas Negara (PGN). Saat itu Dahlan Iskan sebagai Menteri BUMN yang meluncurkan program ini sebagai program unggulan.

"Namun kenyatannya kegiatan itu secara fisik tidak ada, itu yang sedang kita tangani," kata Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri Komjen Budi Waseso di Mabes Polri, Jumat (29/5).

Dari penyelidikan Bareskrim, negara telah mengeluarkan anggaran untuk program ini. Namun setelah dicek, ternyata program cetak sawah ini fiktif. Dan saat ini penyidik terus mengumpulkan keterangan dan alat bukti untuk menemukan terjadinya peristiwa pidana korupsi.

Budi Waseso menegaskan pihaknya belum menetapkan tersangka dalam kasus ini. "Kita sudah kumpulkan alat bukti dan keterangan saksi, kita lihat nanti perkembangannya," kata jenderal bintang tiga yang akrab disapa Buwas ini.

Direktur Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri, Brigjen Pol Ahmad Wiyagus menjelaskan telah mengagendakan pemeriksaan mantan Dirut Pertamina Karen Agustiawan dan Dirut PGN Hendi Priyosantoso. Namun, keduanya tidak hadir.

"Mereka akan dipanggil kembali," ujar Wiyagus, di Mabes Polri,  Jumat (29/5).

Menurut Wiyagus, perusahaan-perusahaan BUMN itu mempercayakan penggarapan cetak sawah kepada PT Sang Hyang Seri. Namun, ternyata pihak Sang Hyang Seri melempar kembali proyek tersebut kepada PT Hutama Karya, PT Indra Karya, PT Brantas Abipraya, PT Yodya Karya. Polisi pun menduga proyek itu fiktif.

Penyelidikan kasus ini, lanjut Wiyagus telah dilakukan sejak April 2015. Sebanyak 21 saksi telah diperiksa, termasuk enam orang camat, kepala desa, Ketua RT, dan petani di Kecamatan Hilir Utara. "Sudah masuk tahap sidik, sedang kami kembangkan termasuk mengarah ke siapa inisiatornya," kata Wiyagus.

BACA JUGA: