JAKARTA, GRESNEWS.COM - Indonesia Legal Resource Center (ILRC) menyebut perilaku pejabat MA mulai dari ketua, hakim agung, panitera dan pejabat lainnya yang pelesiran ke Wakatobi sebagai perilaku tercela yang melanggar kode etik. Apalagi jika pelesiran tersebut menggunakan fasilitas mewah berupa jet pribadi. Direktur Eksekuitf ILRC Uli Parulian Sihombing mengatakan, perilaku tersebut sebagai tindakan yang tidak elok dilakukan para pejabat negara selevel hakim agung.

Gaya hidup yang glamor dan penuh kemewahan bukan cerminan kehidupan hakim agung yang semestinya memberikan contoh kepada masyarakat soal hidup sederhana. Untuk itu ILRC meminta Komisi Yudisial untuk melakukan investigasi peristiwa ini. KY harus menelusuri kebenaran sikap tak wajar yang dilakukan Hakim Agung. (Baca: Naik Jet Pribadi Mewah, Ketua MA Rapat di Wakatobi)

Apalagi disebut-sebut kepergian mereka ke Wakatobi dibiayai oleh oknum pengusaha tambang. "KY harus segera bertindak," kata Uli kepada Gresnews.com di Jakarta, Senin (5/5).

Menanggapi perilaku para hakim agung itu, KY langsung ambil sikap. Komisioner KY Imam Anshori mengatakan pihaknya akan menindaklanjuti dugaan para hakim agung pelesiran dibiayai pengusaha tambang itu. Imam melihat apa yang dilakukan Hakim Agung dengan melaksanakan raker di Wakatobi tidak wajar. "KY akan segera melakukan investigasi," ujarnya.

Ada beberapa kejanggalan dalam kasus ini. Pertama, kenapa raker tersebut digelar di tempat yang jauh padahal bisa di Jakarta. Sebab, kata Imam, Raker tersebut bisa dilakukan di sekitar Jakarta yang tidak membutuhkan biaya tinggi. Karena untuk mencapai Wakotabi butuh biaya yang mahal. "Apa alasan mereka (MA) Raker ke Wakatobi, itu tidak terlalu urgen," kata Imam.

Kedua, KY juga akan mempertanyakan soal anggaran menuju ke Wakatobi. "Siapa yang dibebani. Apa beban anggaran Raker tersebut dibaiayai negara atau ditanggung pihak lain. Sebab jika negara yang menanggung maka menuju ke Wakatobi kemungkinan akan menggunakan penerbangan komersil. Jika tidak siapa yang menanggung?" ujarnya.
 
Menurut Imam menghelat raker di wilayah pariwisata sekelas Wakatobi sejatinya tidak perlu dilakukan. Sebab secara kode etik hal itu tidak dibenarkan karena mencerminkan hidup mewah.

MA sendiri berdalih kepergian pejabatnya ke Wakatobi adalah dalam rangka pembinaan (Baca: Pelesiran Ke Wakatobi, MA Berdalih Lakukan Pembinaan). Ketua MA Hatta Ali mengatakan, pembinaan oleh para pimpinan MA itu merupakan sesi terakhir dari serangkaian acara pembinaan teknis dan administrasi yustisial.

"Dengan model pembinaan langsung seperti ini,  peserta lebih menyeluruh dan  kami pun bisa menyerap aspirasi langsung. Kesempatan tanya jawab pun lebih luas," kata Hatta Ali.

BACA JUGA: