JAKARTA, GRESNEWS.COM - Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Abdul Haris Semendawai menyayangkan masih adanya aksi-aksi teror yang bertujuan untuk mengerdilkan semangat para penggiat anti-korupsi. Apalagi, kali ini teror ditujukan langsung kepada salah satu penyidik KPK yang sehari-hari memang bertugas menangani kasus-kasus korupsi di Indonesia.

Semendawai menegaskan, teror berupa penyiraman air keras kepada penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan tidak lain bertujuan untuk menyurutkan semangat para penggiat anti-korupsi. Aksi-aksi teror seperti ini sudah sering terjadi, hanya saja pelakunya tak kunjung diungkap.

"LPSK berharap penyidik dari Polri dapat mengungkap motif dan menangkap pelakunya untuk kemudian diproses hukum," ujar Semendawai, dalam pernyataan tertulis yang diterima gresnews.com, Rabu (12/4).

Menurut dia, bentuk-bentuk teror terhadap para penggiat anti-korupsi sudah sangat sering terjadi namun tidak pernah diungkap. Dia mencontohkan kasus penembakan terhadap salah seorang aktivis korupsi di Bangkalan, Madura, Jawa Timur.

Kemudian yang terbaru adalah penyiraman air keras terhadap salah seorang aktivis Jaringan 98 dan istrinya di Palembang, dan banyak lagi bentuk-bentuk teror yang dilayangkan pihak tertentu kepada mereka yang vokal menyuarakan penyimpangan.

Sebelumnya, kata Semendawai, ada juga kasus penganiayaan yang menimpa aktivis ICW Tama S Langkun. Kejadian yang menimpa Tama tersebut diduga kuat karena terkait aktivitasnya yang keras menyuarakan antikorupsi. "Bila (teror-teror) ini tidak terungkap, akan menyurutkan semangat untuk berjuang melawan korupsi. Jangan sampai terkesan negara membiarkan kasus-kasus semacam ini berlalu tanpa ada pelaku yang bisa diproses secara hukum," katanya.

Sementara untuk perlindungan saksi dan korban, termasuk dalam penanganan kasus korupsi, negara sudah memberikan mandatnya kepada LPSK. Berdasarkan UU Perlindungan Saksi dan Korban, LPSK bisa memberikan perlindungan terhadap saksi, pelapor, maupun ahli dalam suatu tindak pidana. Perlindungan dimaksud mulai dari fisik hingga pemberian bantuan baik medis maupun psikologis. "Kita imbau masyarakat untuk memanfaatkan layanan yang disiapkan negara melalui LPSK," ujarnya.

Sementara itu, terkait kasus Novel sendiri, pihak kepolisian sudah mendapatkan keterangan signifikan dari asisten rumah tangga Novel Baswedan. Menurut polisi, pada minggu lalu ada seorang laki-laki berperawakan besar datang ke rumah Novel untuk menanyakan soal gamis laki-laki.

"Ada keterangan cukup signifikan dari asisten rumah tangga korban. Minggu lalu ada laki-laki nanya, apakah di rumah korban jual gamis laki-laki," jelas Kabag Mitra Divisi Humas Polri Kombes Awi Setiyono, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo Jakarta Selatan, Rabu (12/4).

Awi menjelaskan, istri Novel Baswedan, Rina Emilda, memang membuka toko gamis. Tapi yang di jual adalah gamis perempuan. Tim penyidik akan mendalami apakah pria itu terkait dengan peristiwa ini atau tidak. "Memang di rumah itu istri korban jual gamis perempuan, ada semacam toko gitu. Apa ada kaitannya atau nggak, ini proses pemeriksaan mendetil dan mendalam," lanjutnya.

Berdasarkan rekaman CCTV dan saksi di sekitar rumah Novel, dua orang pelaku penyiram air keras berperawakan besar, memakai jaket dan helm, serta mengendarai motor matic. Serangan terhadap Novel terjadi setelah ia menunaikan salat subuh berjamaah di dekat rumahnya di Jalan Deposito, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakut, pada Selasa (11/4).

Guna menghindari teror serupa terulang, Polri berencana menambah pengawalan untuk personel KPK. Awi mengatakan Novel pun mengaku seperti ada yang mengikuti atau mengintainya. "Memang dari korban udah kita interogasi, sudah bisa diajak bicara, yang bersangkutan merasa diikuti. Tapi diikuti oleh siapa masih perlu didalami," pungkasnya.

AKTOR INTELEKTUAL - Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan memastikan, ada aktor intelektual di balik inside penyerangan terhadap Novel Baswedan. "Di balik ini pasti ada motif, ada pelaku penyiraman, pasti ada yang menyuruh," kata Iriawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (12/4).

Kapolda memerintahkan Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Rudy Herianto Adi Nugroho untuk segera mengusut pelakunya. Ia meminta agar penyidik bekerja serius untuk menyingkap tabir insiden tersebut. "Perlu digali keterangannya, termasuk foto-foto dan gambar yang sudah dipunyai penyidik," ujar dia.

Kapolda juga meminta agar jajaran Direskrimum Polda Metro Jaya dan Polres Jakarta Utara untuk memperdalam temuan-temuan barang bukti dan keterangan saksi-saksi terkait kejadian itu. Kasus ini menjadi perhatian publik sehingga diharapkan dapat diusut tuntas.

"Masyarakat menunggu, jangan sampai blunder. Oleh sebab itu doakan rekan sekalian agar bergerak cepat ungkap kasus ini," tandasnya.

Sementara itu, kondisi penglihatan KPK Novel Baswedan mulai membaik setelah terkena siraman air keras. Novel akan menjalani perawatan lanjutan di sebuah rumah sakit di Singapura. "Kalau angka kemarin itu penglihatannya mata kanan hanya 10%, kiri 5%, tadi sudah hampir 30% meningkatnya tiga kali lipat," kata dokter Johan A Hutauruk, yang menangani Novel Baswedan, di Jakarta Eye Center (JEC), Jl Teuku Cik Ditiro, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (12/4).

Menurut Johan, kondisi Novel berdasarkan pemeriksaan terakhir di JEC sangat baik. Novel, sekitar pukul 09.30 WIB, dipindahkan dari JEC untuk menjalani perawatan di Singapura. "Ini juga ke Singapura mengakomodir dari keinginan keluarga, sehingga kami dari dokter ikut mendukunglah. Kami fasilitasi ya, kita kontak dokter di sana supaya bisa diterima di sana dengan cepat," imbuh Johan.

Sementara itu, Ketua KPK Agus Rahardjo menyebut ada dokter KPK yang akan ikut mendampingi perawatan Novel di Singapura. Seorang pimpinan KPK juga datang mendahului Novel. "Doakan saja semoga kita bisa membawa Pak Novel kembali sembuh seperti sedia kala. Saya juga mengucapkan terima kasih (kepada) dokter atas bantuannya," ujar Agus. (dtc)

BACA JUGA: