JAKARTA, GRESNEWS.COM - Markas Besar Kepolisin pelan-pelan mulai mengungkap siapa otak dibalik pembuatan tabloid Obor Rakyat yang dipersoalkan tim sukses pasangan capres Jokowi-JK karena dinilai mengandung kampanye hitam dan fitnah. Setelah sebelumnya menetapkan tersangka terhadap pemimpin redaksi Obor Rakyat Setyardi Budiono dan Dharmawan Sepriyossa. Baru-baru ini polisi juga memeriksa dua nama yang diduga pemberi dana untuk kegiatan penerbitan tersebut.

"Sesuai penjelasan penyidik mereka juga sudah memeriksa YN dan ZA, keduanya kawan SB sebagai pengusaha selaku penyandang dana," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Ronny F Sompieakhir pekan lalu di Gedung Humas Mabes Polri.

Belakangan inisial dua nama ramai disebut media sebagai Yanno Nunuhitu, asisten Staf Khusus Presiden Bidang Bencana Alam dan Bantuan Sosial dan Zaenal Asikin. Menurut Ronny keduanya telah diperiksa pada Kamis 10 Juli kemarin. Pemeriksaan keduanya bersamaan dengan pemeriksaan kedua tersangka pengelola Obor Rakyat Setyardi Budiono dan Dharmawan Sepriyossa,

Menurut keterangan Ronny, Setyardi menerima dana dari YN sebesar Rp200 juta dan dari ZA yang disebut-sebut pengusaha di bidang batubara  sebesar Rp250 juta. Dana diserahkan ZA kepada SB melalui tangan YN. Dari dana tersebut telah digunakan untuk mencetak dan mendistribusikan Obor Rakyat sebanyak 520 eksemplar ke beberapa pesantren di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Polisi mengaku masih akan menggali lebih jauh keterlibatan dua pengusaha sebagai penyandang dana Obor Rakyat. Keterangan keduanya akan menjadi alat bukti untuk menyidik kasus ini. Bahkan itu bisa jadi alat bukti untuk menyangka keduanya dengan delik pidana umum sesuai dengan Pasal 310 dan 311 KUHP. "Semua masih digali lebih jauh oleh penyidik," jelas Ronny.

Pembuatan Obor Rakyat diduga disokong pendanaan yang kuat. Pasalnya dilihat dari jumlah cetakan dengan cakupan distribusinya diperkirakan membutuhkan dana yang tidak sedikit. Apalagi peryataan Setyardi yang mengaku membiayai sendiri penerbiatan Obor Rakyat tak bisa diterima nalar.

Baik Setyardi maupun Dharmawan sama-sama tak mengungkap siapa penyandang dananya. Saat ditanyakan kepada Setyardi kaitannya dengan pengusaha bisnis minyak Mohammad Reza Chalid, ia mengaku tak terkait. Setyardi tetap keukeh bahwa dana penerbitan Obor Rakyat dari kantongnya sendiri.

Sementara Dharmawan sebagai bagian tim malah melempar siapa yang mendanai Obor Rakyat kepada Setyardi. "Kalau soal dana, saya harus jujur saya tidak tahu. Semua Setyardi yang tahu," kata Dharmawan.

Beredar di media bahwa Obor Rakyat yang punya kepentingan politik Pilpres disokong oleh pengusaha di dunia minyak dan gas. Bahkan mereka disebut-sebut sebagai kelompok mafia Migas.

Tak heran jika Palapor dalam hal ini Tim Kuasa Hukum Jokowi meminta polisi untuk mengungkap penyandang dana Obor Rakyat. Bahkan para pendukung Jokowi-JK yang mengatasnamakan Gerakan Rakyat Anti Fitnah Jokowi untuk menangkap pelaku fitnah termasuk penyandang dananya. "Kita meminta polisi menangkap pelaku fitnah penyandang dana dan otak di balik Obor Rakyat," kata Juru Bicaranya Firmanto di Mabes Polri.

Selasa lalu penyidik juga telah melakukan pemeriksaan terhadap pimpinan dan staf PT Pos Indonesia terkait distribusi tabloid ke sejumlah wilayah dan menerima penyerahkan barang buktiberupa tabloid Obor Rakyat. "Menerima penyerahan dari PT Pos Indonesia berupa barang cetakan Obor Rakyat yang belum didistribusikan sejumlah 189 karung atau sebanyak 23 745 eksemplar," urai Ronny.

Selain itu, penyidik terus melengkapi barang bukti dari dua tersangka dengan meminta negatif film Obor Rakyat serta kartu identitas dari tersangka.

Sementara Menteri Badan Usaha Milik Negera (BUMN) Dahlan Iskan kepada media mengaku telah memcat Setyardi dari jabatannya sebagai Komisaris PTPN XIII, sehari setelah penetapan Setyardi sebagai tersangka. Ia mengaku telah menunjuk pengganti Setyardi yakni Dino Patti Djalal sebagai komisaris PTPNXIII. (dtc)

BACA JUGA: