JAKARTA, GRESNEWS.COM - Apresiasi Kementerian Kehakiman Australia terhadap kinerja lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi seharusnya bisa menjadi cambuk bagi Kejaksaan dan Polri yang sama-sama memiliki kewenangan menangani tindak pidana korupsi.  Kedatangan Menteri Kehakiman Australia Michael Keenan itu juga dianggap sebagai bentuk apresiasi dunia terhadap kinerja KPK dalam memberantas korupsi. Selain itu, pertemuan ini juga menjadi sinyal, bahwa korupsi merupakan musuh bagi semua negara.

Sekretaris Jenderal Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Yenni Sucipto menilai kedatangan Michael menjadi bukti konsistensi kerja KPK dalam memberantas korupsi. "Ini merupakan cambukan bagi pemerintah khususnya Kepolisian dan Kejaksaan yang gaungnya tidak terdengar. Padahal mereka juga bertugas menangani korupsi," ujar Yenni kepada Gresnews.com, Kamis (21/8).

Ia menuturkan, Kepolisian dan Kejaksaan yang selama ini juga diharapkan masyarakat memberantas korupsi kinerjanya dianggap belum maksimal. Jadi tidak heran, saat ini hanya KPK yang gaungnya terdengar sebagai lembaga pemberantas korupsi di Indonesia.

Terlebih lagi, KPK sudah membuktikan kualitasnya dengan membongkar berbagai kasus korupsi yang melibatkan sejumlah pejabat negara. Seperti kasus sengketa pilkada dan korupsi berbagai proyek pemerintah. Dimana kasus tersebut juga melibatkan para kepala daerah, anggota DPR maupun DPRD, para elit partai, hingga menteri.

Ia tidak menampik bahwa kedatangan Michael ke KPK merupakan buah positif dari kerjasama langsung antar negara. Tetapi Yenni mengingatkan, kerjasama ini tidak akan terjadi tanpa peran serta pemerintah. Menurutnya, pemerintah Australia setingkat Menteri Kehakiman tidak akan mudah melakukan kerjasama langsung dengan lembaga negara lain.

Yenni juga meminta pemerintahan mendatang bisa mensinergikan KPK, Kepolisan, serta Kejaksaan, bersama-sama memberantas kasus korupsi di Indonesia. Agar, gaung sebagai lembaga anti korupsi tidak hanya melekat di KPK, tetapi juga berlaku di kedua lembaga tersebut.

"Pemerintah mendatang harus bisa membangunkan Kejaksaan dan Kepolisian yang ketiduran. Sehingga korupsi bisa benar-benar diberantas," tandasnya.

Sementara pengamat anti korupsi dari Pusat Kajian Anti Korupsi (PUKAT) Universitas Gajah Mada Hifzil Alim kedatangan Michael Keenan itu merupakan indikasi bahwa korupsi tidak hanya menjangkit Indonesia, tetapi juga di Australia. Selain itu, ini merupakan dampak positif dari kerjasama yang dibangun antar negara.

"Pemberantasan korupsi sekarang sudah mengglobal. Kerjasama dibangun antara negara dengan negara (G to G). Bisa langsung antara instansi dengan instansi," ujarnya kepada Gresnews.com, Rabu (20/8).

Jadi menurutnya, hal ini sangat wajar jika Michael mengunjungi KPK. Apalagi selama ini kinerja komisi antirasuah tersebut cukup menonjol dalam mengungkap berbagai kasus korupsi di Indonesia.

BACA JUGA: