JAKARTA, GRESNEWS.COM - Ada yang menarik untuk dicermati dari persidangan kasus korupsi penambahan kuota impor daging sapi dengan terdakwa Direktur Utama PT Indoguna Utama Maria Elizabeth Liman di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Selasa (25/3). Dalam persidangan itu, Ahmad Fathanah, rekanan PT Indoguna yang juga disebut-sebut sebagai orang dekat mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq, terang-terangan mengakui dirinya hanya calo. Fathanah mengaku dia hanya "menjual" nama Luthfi.

Hal itu, kata Fathanah, dia lakukan untuk meyakinkan terdakwa Maria agar memberikan sejumlah uang kepada dirinya untuk keperluan pribadi. "Saya mohon maaf Ibu El (Maria Elizabeth-red)," ujar Fathanah di persidangan. Sikap Fathanah yang mendadak "pasang badan" buat PKS khususnya Luthfi dalam persidangan kali ini memang tampak aneh. Sebab dalam persidangan-persidangan sebelumnya Fathanah cenderung selalu memojokkan PKS.

Dalam persidangan dengan terdakwa Arya Abdi Effendy dan Juard Effendy (keduanya direktur di PT Indoguna-red), Fathanah jelas-jelas menyebutkan adanya duit yang mengalir ke PKS pada tahun 2012 terkait proyek impor daging sapi ini. Kesaksian ini jelas bisa memberatkan PKS jika memang nantinya terbukti ada dana haram yang masuk kantong partai.

Memang dalam kesaksian yang lalu-lalu Fathanah juga mengaku sebagai makelar dan dari kegiatan itu dia mengaku mendapatkan keuntungan. Nah, keuntungan inilah yang kata Fathanah mengalir sebagiannya untuk PKS.

Anehnya dalam persidangan kemarin sikap Fathanah tampak melunak. Fathanah mengaku menjual nama Lutfi agar Maria Elizabeth Liman percaya kepadanya dan memberikan uang Rp1,3 miliar demi memuluskan penambahan kuota impor daging PT Indoguna Utama. Uang itulah yang kata Fathanah dia gunakan untuk kepentingan pribadi.

Saat dikonfirmasi oleh Majelis Hakim, Lutfi yang juga hadir bersaksi di persidangan membenarkan pernyataan Fathanah bahwa dirinya tidak mengetahui perihal uang tersebut. Namun dalam persidangan itu Fathanah juga mengatakan Luthfi mempunyai hubungan erat dengan Menteri Pertanian Siswono karena keduanya berasal dari PKS.

Luthfi sendiri mengakui pernah bertemu dengan Maria Elizabeth melalui perantara Fathanah. Tetapi pertemuan itu, kata dia, untuk membahas tentang krisis daging, melonjaknya harga dan tidak sesuainya supply and demand di Indonesia. Ia mengaku ditekan dari berbagai pihak tentang krisis (daging) yang sedang terjadi.

Maria diketahui Luthfi sebagai mantan Ketua Asosiasi Importir Daging dan pertemuan itu dilakukan untuk meminta gagasan dari Maria yang dianggap sangat mengerti tentang hal tersebut. "Tidak ada pembahasan mengenai penambahan kuota impor," katanya.

Luthfi juga membantah saat ditanya tentang telepon dari Fathanah tentang pemberitahuan uang Rp1,3 miliar. "Dalam telepon, saudara menjawab "iya" telepon dari Ahmad Fathanah", tanya penuntut umum. Hanya saja menurut Luthfi kata "iya" itu adalah untuk menjawab telepon, bukan mengiyakan soal pemberian uang itu.

Dalam kesempatan itulah Fathanah membenarkan pernyataan Luthfi dengan mengakui dirinya tidak pernah menyebut uang Rp1,3 miliar kepada Luthfi. Dan ketika menjawab telepon, Luthfi hanya menjawab sedang di panggung. "Karena ustaz Luthfi tidak menanggapi, uang tersebut saya gunakan sendiri," ujarnya.

Rencananya uang Rp1,3 miliar tersebut akan digunakan Fathanah untuk keperluan mengurus proyek PLTS di Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal. Sikap Fathanah yang terkesan pasang badan buat PKS ini tentu saja langsung disambut antusias oleh saksi-saksi lainnya.

Mentan Suswono misalnya dalam kesaksiannya langsung mengamini kalau Fathanah hanyalah calo. Suswono langsung menegaskan tidak ada rencana dari Kementan untuk menambah kuota impor daging sapi. "Hal tersebut sudah disampaikan melalui surat resmi kepada Hatta Rajasa selaku menteri koordinator perekonomian Januari 2013 lalu," kata Suswono.

Suswono mengatakan kasus suap impor daging sapi merupakan permainan calo Ahmad Fathanah yang mengaku bisa membantu importir dalam menambah kuota impor memanfaatkan kedekatannya dengan mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Luthfi Hasan Ishaaq." Ini sebetulnya permainan calo AF (Ahmad Fathanah). Mungkin ada lagi calo-calo lain yang biasa memanfaatkan. Seolah-olah karena dia dekat dengan Presiden PKS, menterinya dari PKS, dia bisa mempengaruhi? Padahal tidak ada yang bisa mempengaruhi," jelasnya.

Selama ini, kata Suswono, putusan di Kementan diambil berdasar pertimbangan profesional, bukan karena pengaruh dari petinggi PKS. Suswono menambahkan,untuk menambah kuota impor daging sapi PT Indoguna tidak perlu kasak kusuk karena PT Indoguna Utama dianggap memiliki memenuhi persyaratan untuk mengurusi soal kuota impor daging.

Akibat kasak-kusuk inilah yang akhirnya bisa dimanfaatkan oleh calo-calo seperti AF. "PT Indoguna pasti jatahnya paling banyak karena  memenuhi persyaratan. Jadi saya kira Indoguna korban dari calo AF tadi," ujarnya.

PKS sendiri memang seperti mengambil kesempatan untuk menjauh dari Fathanah. Bahkan dalam persidangan itu, Ketua Dewan Syuro PKS Hilmi Aminuddin yang juga hadir bersaksi menolak menyalami Fathanah meski berada dalam satu ruang sidang. Saat sidang akan dimulai, Hilmi segera menghampiri dan menyalami Suswono dan Suwarso.

Namun saat Fathanah hendak menghampiri Hilmi, petinggi PKS itu memberikan isyarat tidak perlu bersalaman sambil tersenyum kepada Fathanah. Fathanah yang sudah setengah berdiri pun terpaksa kembali duduk. Tidak tahu apa alasan Hilmi ´menolak´ bersalaman dengan Fathanah.

Usai persidangan Fathanah malah kembali mengambil sikap "memojokkan" PKS. kepada para wartawan Fathanah bilang kasus suap impor daging sapi ini bisa menjadi ganjalan bagi PKS. "Karena bersinggungan langsung dengan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq dan ini jelas pasti sangat buruk bagi PKS," ujar Fathanah.

Yang lebih memberatkan lagi, kata Fathanah, persidangan kasus impor daging sapi ini dilakukan pada masa kampanye. Selain itu dalam menghadapi kasus ini, Fathanah mengaku sebagai kader, merasa ditinggalkan PKS. "Saya tidak tahu apakah PKS terkait atau tidak, karena saya tidak mengikuti perkembangan terakhir. Saya bukan kader, tapi kalau saya kader saya merasa ditinggalkan," ujarnya.

BACA JUGA: