Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengatakan sedang memverifikasi data sumber aliran dana untuk kegiatan terorisme di Indonesia yang dibeberkan PPATK. Kedua lembaga juga menjalin kerja sama untuk mendetailkan informasi aliran dana itu.

"Kita kan juga sudah kerja sama dengan PPATK ya, bukan lalu baru saja selesai kita melakukan pertemuan terkait founding untuk counter terorisme," kata Kepala BNPT Komjen Suhardi Alius, Minggu (11/9).

"Lebih dari 40 negara yang kumpul di Bali bulan lalu, nah di situ dibicarakan juga masalah transaksi-transaksi yang dianggap mencurigakan berkaitan dengan founding terorisme," sambungnya.

Mantan kabareskrim Polri ini menegaskan, pihaknya akan menyelidiki lebih dalam lagi soal data sumber pendanaan kegiatan terorisme di Indoensia itu sebelum nantinya mengambil langkah-langkah lebih jauh.

"Kita kan sudah kerjasama, nah informasi itu kan harus kita verifikasi, memang ada dana-dana seperti itu, kita kerja sama dengan PPATK kita pilah-pilah, ini dari mana, apakah yayasan apa dari mana, kemudian untuk apa, itu yang harus kita lidik lagi, apakah yayasan itu hanya untuk kepentingan sosial atau kepentingan yang lain, itu yang sedang diverifikasi," ujarnya.

Suhardi menegaskan, soal sumber aliran dana ini harus betul-betul dilihat secara cermat.

"Bukan berarti yayasan tidak boleh menerima itu, tapi untuk apa sebenarnya," ujar mantan Kadiv Humas Polri itu.

"Karena sekarang dunia sudah begitu lepas, harus ketat, fokus kita melihat yang seperti ini. Memang ada aliran dana cukup besar, disebut dari australia dan sebagainya, itu yang harus kita verifikasi ulang dengan PPATK," sambungnya.

Suhardi menambahkan, pihaknya sudah sudah mendapat informasi kemana saja aliran dana itu ditujukan ke alamat-alamat di Indonesia.

"Yang jelas larinya kesitu, ke alamat-alamat itu, nah ini dipakai untuk apa sedang diverifikasi, tapi sudah ada kerja sama antara BNPT, sudah ada desk khusus tentang itu," urainya. (mon/dtc)

BACA JUGA: