Hubungan ´mesra´ Timur-Nazar, SBY salah pilih Kapolri
Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono salah memilih Timur Pradopo sebagai Kapolri bila niatnya ingin mengamankan kekuasaan.
Hal itu dikatakan oleh Anggota Komisi III DPR RI, Desmon J Mahesa, terkait adanya hubungan "mesra" Timur Pradopo dengan mantan Bendum PD, Muhammad Nazaruddin.
"Presiden SBY sejak awal mencari orang yang bisa disetir dia. Semaunya SBY, tidak membahayakan secara politik. Maka dipilihlah Timur Pradopo sebagai Kapolri. Padahal ada calon lain seperti Nanan Sukarna dan Imam. Timur adalah orang yang tak punya kapasitas dan prestasi.
Pilihan SBY adalah pilihan yang buruk," kata Desmon kepada gresnews.com di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (15/11).
Terkait hubungan "mesra" tersebut, Desmon menyatakan, ada sesuatu yang salah dengan Timur Pradopo.
"Timur tidak menunjukan sikap yang benar sebagai aparat penegak hukum, ada yang salah dengan Timur," ujar politisi Partai Gerindra itu.
Sebagaimana diketahui, hubungan "mesra" antara Timur-Nazar bermula dari pembangunan fasilitas Sekolah Polisi Negara Mandalawangi Polda Banten dimana waktu itu Timur menjabat sebagai Kapolda. Hubungan terus berlanjut ketika Timur menjabat Kapolda Jawa Barat dan ada surat SP3 terkait pelecehan seksual yang diduga dilakukan oleh Nazar terhadap SPG berinisial D.
Tak hanya itu, saat Presiden SBY mempercayakan jabatan Kapolri kepada Timur, kembali Mabes Polri mengeluarkan surat ´sakti´ (SP3) untuk Nazar dalam kasus pembangunan Bandara Hasanuddin, Sulawesi Selatan yang dilaporkan oleh Nilla Suprapto, mitra bisnis Nazaruddin. Padahal, Kapolri sebelumnya yang dipegang Jenderal Bambang Hendarso Danuri, telah menetapkan Nazar sebagai tersangka.
- Nazar Sebut Anggota Komisi X DPR Dapat Dana Proyek Hambalang
- Aset Nazaruddin Kembali Disita
- Akhir Kisah Korupsi Nazaruddin
- Anas Urbaningrum Disebut Dalam Sidang Pencucian Uang Nazaruddin
- Modus Perusahaan BUMN Samarkan Setoran Fee ke Nazar
- Tempat Favorit Nazaruddin Mencuci Uang
- Menjerat Nazaruddin dengan Tiga Dakwaan