Odi (50) duduk termenung di depan sebuah kafe yang dikelolanya di kawasan Kalijodo, Jakarta Barat. Mulutnya sesekali menghisap dalam-dalam asap rokok kretek yang berbau sedikit menyengat. "Bubar sudah, mau dibilang apa, Ahok (Gubernur DKI Jakarta) ga punya hati," katanya membuka pembicaraan dengan gresnews.com.

Lelaki asal Makasar ini bercerita kafe yang dikelolanya baru sekitar dua bulan berdiri. Odi mengaku hanya mengelola kafe tersebut dan menolak menyebut siapa pemilik kafe yang cukup besar berlantai dua tersebut. "Cuma pengelola,ini juga belum lama dibangun, tapi sudah mau di ancurin," ujar Odi.

Menurut Odi, sejak ada kabar kawasan Kalijodo akan digusur, sebagian besar pemilik kafe di kawasan ini resah karena banyak pekerja yang memilih pergi atau kembali ke daerah mereka masing-masing. "Sepi karena udah ga ada pekerja, kafe-kafe tutup semua ga kayak dulu," tambahnya.

Odi menyesalkan cara-cara yang dilakukan oleh Pemprov DKI yang akan menggusur kawasan Kalijodo yang menurutnya terlalu cepat tanpa memperhatikan nasib warganya."Disini ribuan warga hidup dari kafe, ekonomi warga hidup karena adanya cafe dan hiburan, mau dibilang kita cari makan dari uang haram ya terserah tapi jangan maen gusur aja, jangan main-main dengan urusan perut orang bisa nekat kita,"jelas Odi sedikit kesal.

Pasca pemberian SP1 kepada warga Kalijodo dari pemerintah kota administrasi Jakarta Utara, suasana kalijodo di RW05 Keluruhan Penjagalan, Penjaringan sudah terlihat sepi. Kawasan yang biasanya gemerlap dengan lampu-lampu dan hingar bingar dentuman musik kini nyaris tak terlihat lagi.

Lorong-lorong sempit di dalam gang-gang kawasan Kalijodo pun nyaris tidak ada orang lalu-lalang. Melongok ke dalam kafe terlihat barang-barang berserakan, kamar tempat memadu kasih pun kosong melompong. Kalijodo, salah satu kawasan hiburan dan lokalisasi terbesar di Jakarta kini bak kampung mati. (Edy Susanto/Gresnews.com)

BACA JUGA: