SIANG begitu menyengat. Namun tak dirasakan oleh mereka yang tinggal di kolong Tol Wiyoto Wiyono, Penjaringan, Jakarta Utara. Suasana riuh dengan suara anak yang berlarian. Ada pula warga yang bersantai menikmati waktu, mencuci, atau tertidur.

Jalan setapak yang sempit dan gelap harus dilalui untuk menjangkau kolong jembatan itu. Tak ada rumah semi permanen, hanya gubuk berukuran tak lebih dari 3x4 meter persegi di antara pondasi-pondasi beton yang berdiri kokoh. Suasana muram dan sumpek terlihat di kawasan ini ditambah sampah-sampah plastik yang bertebaran.

Puluhan warga hidup di kolong jembatan beratap beton. Di bawah deru kendaraan bermotor yang melintasi jembatan. Mereka kesulitan air bersih, tanpa lampu penerangan, dan berkawan nyamuk pada malam hari.

Mereka adalah pendatang yang nekat mencari peruntungan di Jakarta. Tak berbekal keahlian, berprofesi sebagai pekerja serabutan, supir truk, hingga pemulung.

Meski kehidupan warga yang tinggal kolong Tol Wiyoto Wiyono terlihat normal dan santai namun sudah beberapa bulan terakhir ini mereka resah, semenjak keluarnya surat imbauan dari Pemerintah Kota Jakarta Utara untuk menertibkan dan mengosongkan kawasan kolong jembatan.

Warga mengaku telah membaca surat tersebut yang tertempel di dinding beton kolong jembatan. Surat imbauan agar warga mengosongkan lokasi dalam jangka waktu tertentu membuat warga panik. "Denger-denger sih ya mau digusur, disuruh pindah tapi gak tahu kapan," kata seorang ibu, warga kolong tol yang menolak menyebutkan namanya.

Menurut wanita yang mengaku sudah lama tinggal di kolong Tol Wiyoto Wiyono ini, rencana penggusuran tersebut terkesan mendadak tanpa ada pemberitahuan atau dialog terlebih dahulu dengan warga. Meski mengakui dirinya bersama puluhan warga kolong Tol Wiyoto Wiyono telah menempati lahan yang seharusnya steril dari bangunan tempat tinggal, namun warga tetap berharap adanya dialog.

"Kasih solusi, kami harus menyambung hidup juga kan, kalau maen gusur aja gimana nanti?" jelas wanita yang berperawakan gemuk pendek ini.

Untuk diketahui, lokasi yang akan digusur ada di dua kelurahan yaitu Kelurahan Pejagalan dan Kelurahan Penjaringan. Lokasi tersebut pernah digusur pada 2008 namun warga kembali berdatangan menempati lokasi tersebut.

Pihak Pemerintah Kota Jakarta Utara memang akan mensterilkan semua bangunan liar di kolong tol di wilayahnya. Penertiban dimulai dari kolong tol di kawasan Pejagalan hingga Tanjung Priok. Keberadaan bangunan-bangunan liar di kolong tol berbahaya karena akan merusak bagian bawah struktur jalan tol. Selain itu, keberadaan bangunan liar juga rawan kebakaran. (Edy Susanto/gresnews.com)

BACA JUGA: