Indonesia berada di daerah yang termasuk rawan bencana, baik akibat letusan gunung api maupun bencana banjir dan tanah longsor. Masyarakat terutama para siswa perlu mengetahui tata cara penanggulangan bencana, setidaknya untuk menyelamatkan dirinya sendiri maupun lingkungannya.

Mengancik pada tujuan tersebut dibentuklah program Sekolah Siaga Bencana (SSB) 2015. Pembentukan SSB bertujuan untuk membangun sekolah yang memiliki sistem manajemen bencana. Sekolah pun memilik kesiapan-kesiapan menghadapi bencana banjir, kebakaran dan gempa. Sebagai pilot project 2015, program ini sementara berfokus di wilayah DKI Jakarta.

Program SSB 2015 ini melibatkan 20 sekolah SMA/SMK di lingkup kota Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan. Di masing-masing sekolah tersebut dibentuk sebuah organisasi penanggulangan bencana yang disebut dengan tim Manajemen Bencana Berbasis Sekolah (MBBS).Tim MBBS terdiri dari 20 orang, 5 orang dari unsur guru dan karyawan dan 15 orang lainnya dari unsur siswa.

Dalam simulasi gabungan ini di praktekan simulasi 3 bahaya (Hazard) yaitu: kebakaran, banjir dan gempa bumi. Simulasi ini merupakan bagian dari silabus Sekolah Siaga Bencana yang memadukan knowledge dan skill. Sebelum nya, sisi knowledge telah di berikan di kelas-kelas pendampingan indoor di masing-masing sekolah, adapun simulasi diberikan di kelas outdoor. (Edy Susanto/Gresnews.com)

BACA JUGA: