JAKARTA, GRESNEWS.COM - Menteri Energi Sumber Daya Mineral Sudirman Said menolak membicarakan kasus Pertamina Energy Trading Limited (Petral). Mungkin saja Sudirman kapok atau tak ingin memperlebar polemik soal pembubaran Petral. Sebab akibat pernyataannya disebuah media bahwa di jaman presiden SBY setiap upaya membubarkan Petral terhenti di meja Presiden kini berujung polemik.

Sehingga Menteri ESDM Sudirman menolak saat ditanya wartawan soal pembubaran Petral menolak untuk menjawab pertanyaan tersebut.

“Tidak usah ngomongin Petral lagi ya. Karena Petral itu hanya salah satu saja aspek yang musti dibenahi dalam urusan migas kita,” kata Sudirman kepada wartawan sebelum mengikuti rapat terbatas di kantor Presiden, Rabu (20/5) siang.

Menurut Menteri ESDM, urusan migas itu dari hulu sampai hilir, dan pemerintah merasa sangat urgent untuk menata investasi terutama di hulu. Hal ini karena karena cadangan migas terus turun, produksi kita bertahun-tahun tidak pernah mencapai target, selain kegiatan eksplorasi selama beberapa tahun terakhir juga kurang terdorong.

“Jadi hulunya begitu. Tengahnya itu refinary mesti diberesi, mesti dibangun, strorage tangki-tangki penyimpanan harus diperbanyak supaya cadangan migas kita menjadi minimal untuk BBM 30 hari (saat ini baru 18 hari), kemudian pipa-pipa gas harus dibangun baik pipa transmisi, distribusi, maupun pipa rumah tangga. Itu PR besar sekali,” ujar  Sudirman seperti dikutip setkab.go.id.

Sudirman menambahkan, paling ujung itu soal supply chain, soal bagaimana kita mendapatkan pasokan. Sementara soal Petral itu salah satu aspek kecil saja. Yang lebih besar adalah kita harus berusaha mencari pasokan-pasokan langsung.

“Kita mesti memperbaiki kondisi bahwa sebagian besar harus berupa long term contract harus berupa kontrak jangka panjang. Jangan seperti sekarang sebagian besar spot,” kata Sudirman, seraya menambahkan aspek-aspek besar inilah yang mesti dibenahi. “Pertal tidak udah dibicarakan lagi,” pintanya.

BACA JUGA: