JAKARTA, GRESNEWS.COM – Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) akhirnya bisa mengkonfirmasi langsung pihak Air Asia terkait izin penerbangan yang diduga tak sesuai jadwal seharusnya. Terkait kecelakaan jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501 di perairan selat Karimata dan munculnya dugaan Air Asia menyalahi jadwal terbang, DPR memanggil sejumlah pihak untuk dimintai keterangan.

Dihadapan sejumlah anggota Komisi  III, pihak Air Asia pun mengakui ada kelalaian dalam administrasi perubahan jadwal penerbangan. Menurut anggota Komisi III DPR dari Fraksi PPP Sadarestuati,  IDIC lah yang mengatur soal timeslot penerbangan maskapai. Air Asia sudah jelas mendapatkan jadwal pada Senin, Selasa, Kamis dan Sabtu, tapi penerbangan malah dilakukan pada Minggu. IDIC juga mengatakan bahwa perubahan jadwal penerbangan tidak bisa dilakukan dengan mudah. Tapi ia mempertanyakan penerbangan pada hari Minggu tersebut tetap dijalankan.

"Siapa yang setujui perubahan tersebut?" tanyanya dalam Rapat Dengar Pendapat DPR dengan pihak terkait kecelakaan Air Asia QZ8501 di DPR, Jakarta, Selasa (13/1).

Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PKS Abdul Hakim juga mempertanyakan soal persetujuan penerbangan yang dimajukan. Padahal Air Asia diduga tidak memiliki slot time pada waktu penerbangan tersebut. Sementara Singapura tentu tidak akan mau menerima sebagai tujuan penerbangan tanpa ada izin. Ia menilai transportasi udara merupakan jenis transportasi yang butuh keamanan yang tinggi. Sehingga butuh disiplin terhadap prosedur yang juga tinggi.

"Keselamatan merupakan kombinasi berbagai pihak. Saya ingin pastikan penerbangan telah melalui prosedur yang benar. Apakah airnav di Juanda telah lakukan sesuai prosedur atau lakukan kelalaian? Sehingga jangan sampai kita kasih sanksi ke pihak yang tidak bersalah," ujar Abdul pada kesempatan yang sama di DPR, Jakarta, Selasa (13/1).

Menanggapi hal ini, Dirut Air Asia Sunu Widyatmoko mengatakan untuk jadwal penerbangan Maret hingga Oktober 2014 sudah mendapatkan persetujuan penerbangan. Bulan setelah itu, Air Asia juga telah mengajukan jadwal penerbangan hanya saja ada koreksi. Ia mengakui dalam koreksi jadwal waktu penerbangan, pihaknya memang hanya menyampaikan secara verbal pada Dirjen perhubungan udara dan instansi terkait.

"Ijin sudah keluar untuk 1246 tapi kami koreksi ke 1357. Kami terlambat koreksi dan tetap terbang pada 1357,"  ujar Sunu di kesempatan yang sama di DPR, Jakarta, Selasa (13/1).

Ia menambahkan pihaknya mengakui memang ada kelalaian administrasi dalam menyampaikan usulan perubahan jadwal penerbangan. Menurutnya, kejadian ini dan kelalaian yang mereka lakukan akan dijadikan bahan koreksi untuk internal Air Asia.

Sebelumnya, Air Asia QZ8501 mengalami kecelakaan  dalam penerbangannya dari Surabaya ke Singapura. Pesawat ini mengangkut 155 penumpang dengan 7 awak. Hingga kini belum dapat dipastikan penyebab kecelakaan, karena kotak hitam yang merekam aktifitas penerbangan baru saja diketemukan. Penerbangan pada waktu yang tidak dijadwalkan diduga juga menjadi salah satu penyebabnya.

BACA JUGA: