Jakarta - Pencapaian ekspor pada Januari 2012 mengalami penurunan sebesar 9,28% dibanding Desember 2011. Hingga Januari 2012, nilai ekspor berada di kisaran US$15,49 miliar.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suryamin, mengatakan walaupun ada penurunan nilai ekspor, tetap saja kalau dilihat dari year on year (yoy), besaran ekspor Januari 2012 masih lebih tinggi bila dibanding Desember 2011.

"Dilihat secara yoy ekspor kita naik sebesar 6,07 persen," ujar Kepala BPS Suryamin dalam acara pengumuman angka inflasi di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Kamis (1/3).

Produk yang paling banyak memberi kontribusi pada kenaikan ekspor pada Januari 2012, kata Suryamin, adalah produk nonmigas. Kenaikannya secara yoy, sebesar 4,4% menjadi US$12,52 miliar. Share terbesar ekspor tersebut berasal dari bahan bakar mineral sebesar US$2,17 miliar dan lemak dan minyak nabati sebesar US$2,14 miliar.

Sementara itu, negara tujuan ekspor tertinggi berada dalam tiga negara yaitu Jepang sebesar US$1,61 miliar, China mencapai US$1,36 miliar dan Amerika Serikat mencapai US$1,2 miliar.

Di sisi lain, impor pada Januari 2012 mengalami penurunan sebesar 11,57% dibandingkan dengan Desember 2011 mencapai US$14,57 miliar. Untuk impor nonmigas di Januari 2012 mencapai US$11,58 miliar yang naik 20,80% yoy.

Sementara impor terbesar berasal dari mesin dan peralatan mekanik sebesar USD2,32 miliar lalu mesin dan peralatan listrik menyumbang sekira USD1,57 miliar.

Negara terbesar tujuan impor yang pertama datang dari China sebesar USD2,53 miliar, kemudian Jepang sebesar USD1,174 miliar dan Singapura USD0,85 miliar.

BACA JUGA: