Jakarta - Greenpeace menegaskan meskipun anak perusahaan Sinar Mas yang bergerak di industri kelapa sawit atau crude palm oil (CPO), PT SMART Tbk (SMART) kembali memeroleh kepercayaan dari Nestle dalam kontrak pembelian CPO, bukan berarti semua anak perusahaan milik konglomerasi Eka Tjipta Widjaja itu bersih.

Greenpeace masih menyoroti PT Asian Pulp and Paper (APP) yang kerap melakukan pembabatan hutan. Sebab, perubahan komitmen PT SMART terkait tidak lagi membuka lahan gambut dan juga deforestasi terhadap hutan alam tidak diikuti oleh semua anak perusahaan Sinar Mas.

"Hal itu kan tidak dilakukan pada anak perusahaan Sinar Mas lainnya, yakni Asian Pulp and Paper," tukas Juru kampanye hutan Greenpeace Asia Tenggara Joko Arif, saat dihubungi gresnews.com, Jakarta, Jumat (16/9).

Hasil investigasi Greenpeace, dijelaskan Joko, menunjukkan PT APP masih melakukan perusakan hutan hujan di kawasan Sumatera yang menjadi rumah dari spesies langka seperti Harimau. “APP masih melakukan aktivitas perusakan hutan Indonesia yang menyebabkan satwa langka seperti harimau ke arah kepunahan,” ujar Joko.

Joko menegaskan, klien APP, seperti, Mattel, perusahaan pembuat Barbie, harus berhenti membungkus mainan paling terkenal di dunia ini dengan bahan yang berasal dari perusakan hutan. 

“Mattel dan perusahaan mainan lain seperti Disney, mempunyai tanggung jawab untuk mendukung pembangunan bersih dan rendah karbon. Mereka harus menghentikan hubungan dengan APP sekarang juga dan beralih kepada produsen produsen kertas Indonesia lain yang lebih bertanggung jawab,” tutur Joko

BACA JUGA: